Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Selamat, Anda akan segera memiliki anak! Situasi ini tentu menggembirakan setiap calon ibu dan keluarganya. Anda rasanya ingin langsung membagikan berita bahagia tersebut pada semua orang yang Anda kenal.
Namun, akan berbeda ketika Anda seorang wanita karier profesional. Akan ada lebih banyak orang yang perlu mengetahui status kehamilan Anda, dan inilah cara mengumumkan kehamilan Anda secara profesional.
1. Bos Adalah Orang Pertama
Jika Anda bekerja dengan orang lain, atasan menjadi orang pertama yang perlu mengetahui kehamilan Anda. Jadi, tahan diri untuk mengunggah status baru mengenai kehamilan pada media sosial pribadi.
Mengutip dari Parents.com, “Meski Anda memiliki koneksi yang tersebar pada akun media sosial, seperti Facebook, bos Anda tetap ingin menjadi yang pertama mengetahui kondisi kehamilan yang dialami. Dengan begitu, Anda bisa tahu reaksi pertama atasan dan mendapatkan pengertian darinya,” ungkap Georgene Huang, CEO dan salah satu pendiri Fairygodboss, sebuah komunitas wanita karier.
2. Waktu yang Pas Untuk Memberitahu
Pada umumnya, seorang wanita akan memberitahu kabar kehamilannya pada atasan sekitar akhir trimester pertama atau awal trimester kedua. Namun akan sangat sulit ketika pada masa tersebut, Anda mengalami morning sickness atau masalah medis lainnya. Georgene Huang pun menyarankan untuk menyiapkan pertemuan yang santai dengan atasan saat tidak terlalu sibuk. “Jika Anda memberitahukan atasan ketika ada proyek besar atau saat proses penilaian kinerja, maka bisa saja reaksi negatif yang Anda terima dari atasan.”
3. Sesuai Hierarki Pekerjaan
Ketika akan menyampaikan kehamilan Anda, terdapat hierarki yang Anda ikuti menurut Lori Mihalich-Levin, JD, pendiri Mindful Return, sebuah program yang membantu orang tua menavigasi transisi masuk dan keluar dari cuti hamil.
Yang pertama adalah bos atau atasan, lalu rekan kerja. Klien menjadi pihak terakhir yang mengetahui kabar kehamilan tersebut. Dengan mengikuti hierarki ini, maka semua pihak bisa mengetahui dan menerima kondisi Anda. Bahkan bis amemberikan saran untuk menjadi orang tua yang baik nantinya.
4. Tetap Bersikap Profesional
Jangan meminta maaf pada rekan kerja atau klien dengan kondisi Anda yang sedang hamil. Hal ini terjadi dengan sangat wajar pada setiap wanita, termasuk mereka yang memiliki karier.
“Sampaikan bahwa dengan kondisi mengandung, Anda tetap bisa mengerjakan hal-hal dengan baik dan menyiapkannya sesuai kemampuan Anda,” ungkap Mihalich-Levin. Jangan menghindari pekerjaan maupun kondisi Anda saat hamil. Dengan begitu Anda tetap dapat mengerjakan segala hal dengan baik sampai waktu kelahiran tiba.
5. Hak Selama Kehamilan
Setelah mengetahui bahwa Anda hamil, tanyakan mengenai hak-hak perusahaan yang bisa diterima. Namun sebenarnya, akan lebih baik jika menanyakannya sebelum mengetahu bahwa Anda memang sedang hamil. Tanyakan pada HR atau pihak perusahaan yang mengetahui aturan-aturan mengenai hak-hak wanita hamil.
“Jika kesulitan menghubungi perwakilan perusahaan yang mengetahui aturan tersebut, cari tahu rekan kerja wanita yang telah mengalami kehamilan semasa bekerja untuk mendapat bimbingan darinya,” jelas Robin Schwartz, managing partner dengan MFGJobs.
6. Tetap Mencari Pekerjaan
Jika Anda sedang berjuang mencari pekerjaan saat hamil, bukanlah suatu masalah. Namun, jangan sampaikan kondisi kehamilan Anda terlebih dahulu pada pewawancara. “Memang sulit bagi wanita hamil untuk mencari pekerjaan, karena perusahaan khawatir akan pekerjanya yang tidak kembali setelah melahirkan,” lengkap Stephanie McDonald, CEO Hire Performance, perusahaan rekrutmen kontrak di Charleston, South Carolina.
Karenanya, tunggu sampai Anda memang diterima bekerja di perusahaan tersebut dan sampaikan kondisi kehamilan. Jika terjadi pembatalan kerja karena hal tersebut, maka Anda bisa menuntun perusahaan melalui jalur hukum.
Meski terkesan sulit, namun menyampaikan kabar kehamilan secara profesional perlu Anda lakukan. Hal ini agar tidak membuat atasan merasa bahwa kinerja Anda yang mungkin menurun tanpa alasan jelas. Klien dan rekan kerja juga bisa memahami kondisi Anda dan membantu memberi arahan untuk menjadi orang tua nantinya. (Vonia Lucky/TW/Dok. Freepik)