FAMILY & LIFESTYLE

Siap Lawan Difteri dengan 9 Langkah Ini


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Moms, pada akhir tahun lalu, penyakit difteri menjadi salah satu topik panas bagi seluruh masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak, banyak anak-anak yang terenggut nyawanya karena mengidap penyakit mematikan ini. Korbannya pun bukan hanya anak-anak, tetapi juga orang dewasa dari seluruh wilayah Indonesia.

Difteri sendiri sebenarnya bisa dicegah dengan memberikan vaksin pada anak dan orang dewasa. Karenanya, butuh sikap yang cepat dan tanggap dari orang sekitar, khususnya para orang tua agar anaknya bisa terhindar dari penyakit ini. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pun memberikan beberapa hal yang perlu diketahui agar orang tua bisa siaga terhadap difteri.

1. Selalu memperbaharui status imunisasi anak. Periksalah data imunisasi anak secara berkala. Jika telah tiba saat imunisasi segera bawa ke sarana kesehatan. Jika terlambat, imunisasi tetap dapat diberikan.

2. Hindari kerumunan banyak orang dan gunakan masker untuk mengurangi kemungkinan penularan di tempat umum. Secara fisik, orang yang membawa bakteri difteri di tubuhnya tidak akan dapat dibedakan dengan mereka yang sehat. Untuk itu, kewaspadaan perlu lebih ditingkatkan.


3. Jika anak sakit, mintalah anak membuka mulutnya untuk mengecek area rongga mulut. Jika nampak lapisan atau bercak putih, segera bawa anak berobat. Semua difteri selalu ditandai dengan bercak putih namun tidak semua bercak putih adalah difteri.


4. Mengikuti petunjuk petugas kesehatan, baik dalam hal pencegahan, diagnosis, serta pengobatan.


5. Orang tua sebaiknya tetap tenang dan tidak perlu panik. Semua hal akan menjadi lebih terarah bila dilakukan dengan tenang. Melakukan upaya pencegahan, memeriksakan secara dini anak sakit, serta mengupayakan pengobatan sesegera dan setepat mungkin adalah hal penting dalam menghadapi penyakit difteri.


6. Apabila ada anggota keluarga yang sakit difteri, seluruh anggota keluarga dan semua orang yang tinggal di rumah yang sama perlu ditelusuri. Penelusuran mencakup pemeriksaan hidung tenggorok, pemberian obat pencegahan, dan melengkapi imunisasi. Kegiatan ini dilakukan secara terkoordinir oleh petugas dinas kesehatan setempat.


7. Menyikapi berita miring atau gosip atau hoax menyangkut difteri dan imunisasi secara bijaksana. Setiap berita perlu dievaluasi kebenarannya, bahkan yang berasal dari orang yang kita percayai sepenuhnya. Disarankan berita di media sosial atau media massa tidak langsung disebarluaskan sebelum dibuktikan kebenarannya.

8. Hanya menggunakan sumber terpercaya untuk memperoleh informasi mengenai difteri serta imunisasi. Sumber-sumber yang terpercaya antara lain Ikatan Dokter Anak Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia, Rumah Sakit terakreditasi, Kementerian Kesehatan RI, serta media massa terkemuka dengan reputasi baik.


9. Mengikuti petunjuk petugas kesehatan sekiranya memang terkena penyakit difteri. Aturan isolasi, lama pengobatan, variasi jenis obat, kesulitan dalam pengobatan, serta beberapa hal lain akan menjadi jauh lebih baik bila dikerjakan sepenuhnya dalam koordinasi dengan petugas kesehatan.

Jika Anda mampu melakukan hal-hal tersebut, maka anggota keluarga khususnya anak-anak dapat lebih mudah terdeteksi atau terhindar dari penyakit difteri. Siagalah setiap saat demi menjaga kesehatan orang tercinta. (Vonia Lucky/TW/Dok. Freepik)