TOODLER

Mirip Gejala Hiperaktif, Anak Juga Bisa Alami Bipolar


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Gangguan bipolar atau yang sering disingkat menjadi GB ini merupakan salah satu masalah kesehatan jiwa yang serius dan tentu saja membutuhkan penanganan yang serius juga. “Risiko morbiditas dan disabilitasnya tinggi, ada peningkatan risiko bunuh diri juga. Gangguan bipolar juga bersifat kambuhan dan berlangsung seumur hidup,” ujar Prof. Dr. Sasanto Wibisono, SpKJ (K) dari FKUI-RSCM.

GB merupakan gangguan jiwa terkait mood (suasana hati) dengan gejala manik (suasana hati “tinggi”) dan depresi ekstrim (suasana hati “rendah”). Gejala tersebut tentu saja dapat memengaruhi kualitas hidup si penderita.

Bipolar pada Anak

Tidak hanya terjadi pada orang dewasa, anak juga bisa mengalami bipolar. Menurut estimasi Ron Steingard, M.D., pakar gangguan bipolar pada anak dan associate medical director di Child Mind Institute di New York City, ada sekitar 1 persen anak yang memiliki kriteria gangguan bipolar. Menurutnya, faktor keturunan berperan dalam hal gangguan bipolar pada anak dan remaja, tapi penyebabnya tidak hanya itu. “Anak dari pasangan orang tua bipolar belum tentu menderita hal yang sama. Kelainan fungsi dan struktur otak juga bisa menjadi faktor pemicu,” jelasnya.

Pengenalan dan penanganan dini sangat penting bagi anak dengan gangguan bipolar. Menurut Dr.Ron, biasanya gangguan ini ditangani dengan terapi pengobatan. Untuk membuat mood stabil, dokter sering memberikan resep lithium, terkadang dengan kombinasi obat lain,” jelasnya.

Terapi perilaku kognitif dan terapi keluarga juga sangat membantu tidak hanya si penderita, tapi juga orang tua dan keluarganya. Tujuan utama pengobatan ini adalah untuk mengurangi gejalanya dan kemudian berlanjut ke perawatan dan pencegahan kekambuhan. “Beberapa anak yang diobati bisa sembuh total, beberapa mengalami penurunan frekuensi kambuh dan gejalanya,” tambah Dr. Ron.

Gangguan bipolar 1.

Anak dengan gangguan ini mengalami episode manik yang membuatnya memiliki energi berlebih. “Mereka merasa riang dan senang, dan mereka mungkin juga mudah murung dan emosinya sering meledak. Mereka banyak bicara, tidak tidur, dan tidak kekurangan tidur yang tidak mereka dapatkan. Mereka juga merasa bisa melakukan hal-hal yang anak seusianya tidak bisa lakukan,” jelas Dr. Ron.

Gangguan bipolar 2.

Anak seperti ini mengalami episode hipomani, yang membuat mereka tidak semenderita jenis manik. Anak ini setidaknya memiliki satu depresif major, yang diikuti dengan gejala-gejala lain seperti penurunan waktu tidur dan energi, tidak tertarik dengan kegiatan, dan merasa tidak berguna juga tidak memiliki harapan. (Tiffany/Dok. Freepik)