Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Oleh : Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K) ( dokter spesialis kesehatan anak dari RS. Cipto Mangunkusumo)
T : DIFTERI, belakangan jadi momok bagi para ibu. Sebab, dampak penyakit ini tak hanya menganggu kekebalan bayi saja, tapi juga mengancam nyawa. Nah, kalau sudah seperti itu, bagaimana cara mencegahnya? Bisakah mencegah difteri hanya dengan imunisasi dasar.
J: Infeksi difteri itu terjadi karena bakteri corynebacterium diphteriae. Dan, bahan vaksin difteri dibuat dari toksoid bakteri yang kemudian kekebalan tubuh terbentuk.
Dengan fakta itu, Anda tidak bisa hanya mengandalkan imunisasi dasar saja. Sebabnya, kekebalan tubuh dari efek imunisasi dasar ada batasnya. Terlebih, cakupan imunisasi dasar hanya pada penyakit polio, campak dan hepatitis. Paling tidak, kalau mau mencegah difteri, bayi harus imunisasi DPT. Sebab, DPT membantu mencegah penyakit difteri, tetanus dan pertusis.
Apalagi kalau Anda sudah melihat membran berwarna putih ditenggorokan dekat amandel, itu harus segera diberi vaksin difteri. Abai dalam kondisi itu, lendir – efek dari pembentukan membran – bisa menutupi saluran nafas. Efeknya, bisa membuat bayi sesak, dan bila lendir terus turun ke saluran nafas bawah, akan membuat sakit berat, bahkan kematian.
Bila Anda punya bayi belum satu tahun, setelah Anda berhasil melakukan 3 dosis imunisasi dasar saat bayi, maka lakukan booster diusia 18-24 bulan, 5 tahun dan 10 tahun. Setelah itu, idealnya, vaksin lagi setiap tahun. Dengan begitu, penyakit difteri bisa dicegah kedatangannya pada bayi Anda. (Qalbinur Nawawi/ Dok. Pixabay)