BABY

4 Alasan untuk Tidak Menggunakan Bantal Bayi


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Orang tua Indonesia pada umumnya menggunakan bantal sebagai penyangga kepala bayi saat tidur. Namun ternyata, hal ini dapat mempengaruhi perubahan fisik di bagian kepala si bayi lho, Moms.

Memang bentuk kepala bayi terbentuk saat di dalam kandungan. Proses kelahiran pun dapat mempengaruhi bentuk kepala mereka. Namun perubahan akan terjadi seiring berjalannya waktu ke bentuk yang ideal. Proses ini akan berlangsung selama usia bayi baru lahir hingga 2 tahun.

Untuk itu, Moms tidak perlu khawatir mengenai bentuk kepala Si Kecil setelah lahir. Anda tidak perlu menggunakan bantal berbentuk U karena dapat mengubah bentuk kepala bayi, dan sangat tidak dianjurkan oleh pakar kesehatan lainnya. Berikut ini adalah beberapa alasan yang perlu diperhatikan untuk tidak menggunakan bantal apapun sebagai penyangga kepala bayi:

  • Bantal berpotensi mengundang bahaya sesak napas atau tersedak. Hal ini karena bantal bisa menjadi sarang kuman dan debu yang didapat dari keringat, sisa susu yang mengering, atau minyak bayi.
  • Perhatiakan saat bantal Anda sobek meski hanya sobekan kecil. Hal ini akan mengeluarkan isian bantal dan meski hanya keluar sedikit saja, lalu masuk ke mulut atau hidung bayi, maka bayi akan berisiko mengalami tersedak.
  • Jika kepala bayi diletakkan di tengah bantal berbentuk U, bayi akan kesulitan untuk membalik atau memutar kepalanya ke salah satu sisi ketika dia gumoh atau muntah. Kondisi ini berisiko membuat bayi tersedak karena muntahannya sendiri.
  • Bantal juga dikaitkan dengan sindrom kematian mendadak pada bayi yang sering disebut SIDS atau Sudden Infant Death Syndrome. Hal ini biasanya dikaitkan dengan abnormalitas pada porsi otak bayi yang mengontrol pernapasan dan terbangun dari tidur. (Vonia Lucky/TW/Dok.Freepik)