TOODLER

5 Fakta tentang Bermain Petak Umpet Bagi Balita


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Moms pasti tahu kan permainan petak umpet? Permainan ini biasanya dilakukan dengan menyembunyikan diri di dalam sebuah ruangan atau area yang sempit. Namun, akan berbeda saat memainkannya dengan anak kita yang masih berusia balita. Meski hanya menutup mata saja, Si Kecil memahami bahwa lawan mainnya sedang tidak melihat mereka. Mengapa demikian? Dilansir dari Daily Mail, berikut adalah 5 fakta mengenai permainan petak umpet yang bisa Moms pahami agar semakin seru saat bermain dengan anak.

1. Anak Berpikir Mereka Tak Terlihat
Untuk anak usia balita, Anda bisa bermain petak umpet hanya dengan menutup mata. Anda bisa menggunakan tangan, kain, atau benda lainnya untuk menutup bagian mata. Anak pun secara otomatis akan mengira dan percaya bahwa mereka tidak terlihat.


2. Menutup = Tidak Bisa
Saat Moms menutup mata, mulut, dan telinga, maka Si Kecil percaya bahwa situasi ini tidak membuatnya tidak bisa melihat, berbicara, atau mendengar lawan mereka. Setiap anak memiliki keyakinan bahwa kontak mata menjadi satu hal penting dalam berkomunikasi satu sama lain. Maka, ketika kita menutup bagian tubuh yang digunakan untuk berkomunikasi, anak akan memilih berdiam diri, dan tidak menghiraukan keberadaan Anda.


3. Bukan Sikap Egosentris
Saat bermain petak umpet, orang tua merasa anaknya ingin menjadi pusat perhatian. Namun faktanya, mereka hanya bersikap menghargai dan mengakui keberadaan orang lain. Bagi mereka, gagasan visibilitas berarti 'Jika tidak ada kontak mata antara dua orang, maka satu sama lain tidak bisa saling melihat' atau sebaliknya.


4. Komunikasi Dua Arah
Dalam petak umpet, anak-anak memiliki persepsi bahwa mereka tidak dapat berhubungan dengan seseorang kecuali jika komunikasi mengalir dua arah. Jadi, tidak hanya dari anak kepada orang tua, tetapi juga dari Anda kepada Si Kecil. Hal ini juga menunjukkan bahwa setiap anak berharap bisa terlibat dalam setiap hal dan sayangnya tidak bisa ditemukan dalam permainan ini.


5. Belajar Dari Anak
Meski bermain petak umpet memang menyenangkan, namun ada hal-hal yang menunjukkan sikap dari anak kita. Terutama sikap menghargai keberadaan orang lain yang dapat orang dewasa contoh dalam pergaulannya. Mereka menunjukkan pentingnya berinteraksi dan membangun hubungan dengan orang lain. (Vonia Lucky/TW/Dok. Freepik)