TOODLER

8 Cara Membantu Si Kecil Menurunkan Amarah


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Mengatur emosi dan perilaku merupakan kemampuan yang perlu waktu untuk dipelajari. Sama seperti kemampuan lain, Si Kecil perlu melatihnya dengan bantuan Anda. Jika Si Kecil bukan tipe anak yang sering tantrum, maka ketika ia mengamuk tiba-tiba, Anda hanya perlu dengan tenang mengingatkannya pada aturan-aturan yang Anda terapkan.

“Mama tahu kamu marah, namun ingat kalau kita sebaiknya berbicara dengan nada pelan, tak perlu berteriak.” Dengan begini, Anda tengah menggiring Si Kecil untuk menurunkan level emosinya, dan mendorongnya untuk menguasai diri kembali. Sementara itu, jika Si Kecil merupakan tipe anak yang sering lepas kontrol hingga terus menerus tantrum, ikut langkah-langkah dari Lauren Gourley, child developmental specialist di Albert Einstein College of Medicine, New York, Amerika Serikat, berikut ini.

1. Ungkapkan perasaan

Jika Si Kecil tengah marah, minta ia untuk tenang, kemudian tanyakan apa yang membuatnya marah. Hal ini membantu Si Kecil mengekspresikan amarahnya lewat kata-kata dan mencari solusinya bersama. Namun, jangan paksa Si Kecil untuk berbicara langsung kepada Anda. Ia mungkin membutuhkan waktu sampai akhirnya siap untuk berbicara dan menjelaskan perasaannya.

2. Dengar dan respons

Saat Si Kecil sudah mau berbicara dan mengungkapkan perasaannya, berikanlah respons yang baik. Katakanlah, “Oh, ternyata karena hal itu kamu menjadi marah. Pantas saja kamu merasa sangat kecewa.” Umumnya, merasa didengarkan dan dimengerti adalah hal yang dibutuhkan Si Kecil untuk menjadi tenang. Anda juga perlu menegaskan bahwa perilaku negatif tidak diperkenankan meskipun ia tengah marah. “Mama tahu kamu sangat marah, tetapi memukul orang lain itu tindakan yang tidak baik.” Berikan juga ia kenyamanan dan perhatian. Biarkan ia tahu bahwa Anda peduli terhadap perasaannya. Dan ingatlah bahwa sebuah pelukan memiliki kekuatan yang sangat besar untuk meredakan emosi.

3. Menenangkan diri

Katakan kepada Si Kecil bahwa ia diperbolehkan menenangkan diri dan pergi sejenak dari sebuah konflik untuk menghindari amarah yang meledak-ledak. Dengan pergi ke ruangan lain, Si Kecil memiliki kesempatan untuk menenangkan diri. Ingatkan ia untuk kembali membicarakan masalahnya ketika sudah merasa lebih tenang.

4. Mengubah mood

Ini merupakan hal yang sangat sulit bagi Si Kecil – juga bagi orang dewasa. Cobalah untuk menjelaskan kepada Si Kecil bahwa bagian dari menenangkan diri adalah mengubah emosi menjadi lebih terkontrol. Daripada memikirkan hal atau seseorang yang menyebabkan ia marah, ajak Si Kecil untuk melakukan hal lain yang bisa membawa mood baik, seperti berjalan-jalan santai di sekitar rumah, naik sepeda, bermain, membaca buku favorit, atau mendengarkan musik kesukaannya. Dan Siegal, clinical professor of psychiatry di UCLA School of Medicine dan Executive Director Mindsight Institute, lebih menganjurkan hal ini dibanding menerapkan time out kepada Si Kecil.

5. Emosi itu normal

Ingatlah, bahwa tujuan Anda bukan agar Si Kecil menjadi tidak marah, karena memiliki emosi merupakan hal yang normal dan sehat. Tujuan Anda adalah mengajarkan Si Kecil bagaimana cara mengendalikan emosinya.

6. Pentingnya rutinitas

Untuk menghindari tantrum dan amarah Si Kecil, selalu terapkan rutinitas dan konsistensi. Jika ada perubahan rutinitas, Anda sebaiknya memberitahu Si Kecil. Misalnya, ketika hendak berbelanja bulanan di supermarket, beritahu sebelum pergi, kalau kali ini ia tak bisa bermain di playground seperti biasa karena hanya memiliki waktu yang terbatas.

7. Jelaskan lewat permainan

Saat Si Kecil sedang tenang, bermainlah feeling faces games bersamanya, dengan cara menunjukkan muka sedih, marah, bahagia, takut, terkejut, dan bagaimana merespons berbagai emosi tersebut. “Ooh, kamu menunjukkan muka sedih. Mama akan memelukmu agar kamu merasa lebih baik.”

8. Berikan pujian

Biarkan Si Kecil menyadari kalau Anda memujinya ketika ia bisa mengatasi amarah dengan cara yang positif. (Rosa Ayu Hapsari/TW/Dok. Freepik)