TOODLER

5 Jenis Mainan untuk Penyandang Autis


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Bermain adalah hak semua anak. Hak itu bahkan diatur dalam UU RI No. 23 Pasal 11 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, bahwa setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri.

Bermain tidak hanya menyenangkan, namun juga dapat menunjang tumbuh kembangnya lho, Moms. Tak terkecuali, bahkan penyandang autis pun juga suka dan perlu bermain. Dibutuhkan permainan yang tepat untuk penyandang autis, tentunya agar pengembangan kemampuannya dapat lebih maksimal. Seperti yang dikatakan Diana Nielander, pendiri National Lekotek Center, yaitu lembaga yang mengurusi mainan-mainan untuk anak berkebutuhan khusus.

Diana menyebutkan bahwa memilih mainan yang tepat untuk anak penyandang autis sangat penting untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan mereka, misalnya kemampuan motorik kasar, motorik halus, dan perkembangan fisiknya. Anak penderita autis biasanya akan banyak belajar melalui alat bantu, salah satunya adalah mainan.

Dengan gangguan perkembangan yang dimiliki oleh anak penderita autis, mainan untuk mereka pun tidak boleh sembarang dipilih. Untuk itu, pertimbangkan 5 hal ini dalam memberikan mainan untuk penyandang autis ya, Moms.

1. Mainan yang aman

Mainan untuk mereka sebaiknya aman untuk dimainkan, dalam arti, tidak terlalu berat dan tidak terlalu 'mencolok', seperti yang berbunyi terlalu keras dan terlalu bertekstur.

2. Mudah dimainkan

Selain itu, mainan ini juga sebaiknya mudah dan tidak rumit untuk dimainan, agar anak tidak menjadi frustrasi dan stres saat memainkannya.

3. Sederhana

Mainan yang tepat adalah mainan sederhana, yaitu yang terbuat dari kayu atau plastik berwarna, dan tidak memiliki banyak gambar karakter. Terlalu banyak gambar biasanya akan membuat anak penderita autis merasa terganggu.

4. Warna lembut

Edi Setya Pambudi, MA Psy., dari Duta Pelita Insani Consulting, menyarankan agar orang tua tidak memilih mainan yang berwarna cerah, seperti merah atau kuning, karena bagi beberapa penderita autis, warna-warna ini sangat mengganggu dan menyakitkan untuk dilihat. Jika Moms pernah menonton film My Name is Khan, ada adegan di mana penyandang spektrum autis Asperger menjadi histeris karena warna kuning. Ya, kurang lebih begitulah pengaruh warna cerah pada penyandang autis.

Untuk menghindari dampak tersebut, maka Edi menyarankan agar mainan yang dipilih adalah berwarna lembut, seperti biru, putih, dan hijau lembut, dan warna-warna pastel lainnya.

5. Aktif dan interaktif

Orang tua juga harus mempunyai pertimbangan lain dalam memilih mainan, seperti apakah permainan ini mampu memancing anak menjadi aktif, atau bahkan bisa mengajak anak berinteraksi dengan orang lain. Mainan ini juga sebaiknya tidak membuat Si Kecil merasa berbeda dengan anak-anak lain pada umumnya. (Tiffany Warrantyasri/Dok. Freepik)