ARCHIVE

Kopi Gula Aren Warisan Budaya Indonesia


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Indonesia memang terkenal dengan kopinya. Nah, salah satu kopi asli Indonesia yang diangkat adalah kopi gula aren. Sebagai warisan budaya kopi Indonesia, kopi gula aren yang khas dari wilayah Jawa ini diangkat ke tingkat nasional oleh Esprecielo Artisan Java Brown. Ini merupakan perpaduan antara harmonis kopi asli arabika Jawa dengan gula aren alami khas Jawa ditambah sentuhan lembut dari susu.

Java Brown pakai susu rendah lemak, lalu pakai gula aren. Gula aren yang merupakan citarasa lokal, yaitu Jawa, juga memiliki kadar gula yang rendah daripada gula lainnya. Rasanya juga berbeda dengan kopi yang lain. Kopi ini juga aman bagi yang memiliki masalah maag,” kata Kusnaga Bhakti dari Esprecielo Artisan Java Brown.

Kadar manis gula aren di setiap wilayah Indonesia memang berbeda-beda. Karena itu, agar kopi Java Brown ini tidak berubah rasanya, dipilihlah gula aren dari satu sumber, yaitu di salah satu wilayah Jawa Tengah.

Untuk mengenalkan kopi ini ke seluruh masyarakat Indonesia, Java Brown pun dipasarkan secara eksklusif di official store Tokopedia. Menurut Kusnaga, pemasaran lewat online ini ditujukan agar masyarakat di daerah bisa menjangkau kopi gula aren ini.

Keenan bangga dengan kopi gula aren

Keenan Pearce juga dikenalkan sebagai brand ambassador. Ia merasa terinspirasi dari cerita kopi khas Indonesia ini yang didokumentasikan lewat video. “Setiap destinasi punya karakternya sendiri. Tidak hanya minum kopi, tetapi juga mencoba mengenal karakter dan filosofi si kopi. Dan, ternyata kopi gula aren ini ya, it's so really Indonesian coffee,” kata Keenan yang memang seorang pencinta kopi.

Menurut Keenan, meskipun kopi gula aren ini memiliki taste yang baru, kopi ini sangat cocok dengan lidahnya. “Pada saat coba kopi ini, taste-nya terasa baru, lalu ingredients-nya dari Indonesia, ya ada rasa kebanggaan. Itu sensasinya,” tambahnya. (Risia Ruswati/HH/dok. M&B)