TOODLER

4 Kiat Menumbuhkan Minat Belajar Balita


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Bisakah menumbuhkan minat belajar anak sejak usia dini? Pertanyaan ini mungkin banyak diajukan Moms. Jawabannya adalah: Bisa!

Lalu, bagaimana caranya? Nah, sebelum menjawab pertanyaan kedua ini, perlu Moms ketahui bahwa menumbuhkan minat anak sejak dini sangatlah penting. Pasalnya, anak pada usia dini memiliki potensi yang sangat besar.

Niesa Handayani, S.Psi., PGDc., Konselor Anak, Praktisi Pendidikan dan Pemilik Rumah Pendidikan biMBA Sinbad, Bogor, menjelaskan, masa usia dini 0–6 tahun adalah masa keemasan seorang anak (golden age).

Sebenarnya, pertumbuhan pesat otak dimulai dari trimester ketiga dalam kehamilan dan terus berlanjut hingga paling tidak anak berusia 6 tahun. Periode ini penting bagi perkembangan fungsi syaraf karena otak memegang kendali dalam kehidupan seseorang. Ya, melalui otak, seseorang mengenali dunianya, menyerap semua informasi dan pengalaman-pengalaman, baik yang sifatnya menyenangkan maupun menyakitkan.

Nah, tempat sebaik-baiknya untuk menumbuhkan minat belajar anak adalah rumah dan orang tua. Pembelajaran di rumah berbeda dengan di sekolah. Pembelajaran di rumah terjadi setiap saat, tidak terikat dengan waktu, jadwal dan kurikulum tentunya.

Pembelajaran di rumah bersifat alamiah dan dengan partisipasi orang tua secara aktif seharusnya menjadi lebih menyenangkan untuk anak. Orang tua adalah sarana utama anak bersosialisasi dan juga berperan untuk mengoptimalkan potensi perkembangan serta kreativitas anak.

Berikut tips yang dapat dilakukan oleh Moms untuk memunculkan minat belajar anak, antara lain:

  1. Anak melihat orangtua sebagai panutan dan contoh.

    Ajarkan anak hal-hal yang positif saat Anda menghabiskan waktu bersamanya. Pasalnya, perilaku orang tua bisa membantu anak berhasil di masa depan. Contoh, Moms tak dapat mengharapkan anak gemar membaca bila orang tua saja tak suka membaca. Jadikan bagian membaca dari aktivitas sehari-hari keluarga, walau hanya 10-15 menit sehari. Kemudian, lakukan tugas membaca bergantian pada seluruh anggota keluarga.

  1. Buatlah setiap kegiatan menjadi proses belajar yang menyenangkan.

    Misal, orang tua ingin menanamkan kedisiplinan dan kemandirian pada anak. Anda bisa mulai dengan melatihnya membereskan mainan sendiri usai bermain. Kemudian, orang tua bisa membuat stempel bintang untuk setiap kegiatan yang sudah dilakukan anak. Lalu, kumpulan stempel bisa ditukar dengan masakan favorit anak buatan Moms.

  1. Berikan kepercayaan untuk anak bertanggung jawab.

    Sifat anak pada dasarnya penuh rasa ingin tahu. Ketika Moms sedang memasak kadang anak ingin ikut serta. Namun biasanya orang tua melarang karena khawatir jadi berantakan atau berbahaya bagi anak. Berikan kesempatan pada anak untuk terlibat dalam kegiatan orang tua di rumah. Namun, berikan porsi tugas yang lebih mudah. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan diri anak dan tentu saja makin meningkatkan kualitas hubungan antara orang tua dan anak.

  1. Moms dan Dads aktif bermain dengan Si Kecil dan selalu berikan motivasi untuk mengetahui kesukaan dan ketidaksukaan anak.

    Misalnya, berikan satu set lego dan lihat apa yang ia ciptakan. Atau, berikan kertas kosong untuk digambar, biarkan imajinasi anak berkembang bebas. Ia akan merasa senang menciptakan sesuatu melalui kreasinya sendiri.

Nah Moms, jadi jangan pernah sia-siakan masa golden age anak yang sangat baik untuk landasan bagi pendidikan anak selanjutnya, ya. Tentu saja, Anda pun tidak boleh berhenti belajar untuk mengupayakan lingkungan yang mendukung bagi tumbuh kembang Si Kecil yang optimal. (Hilman/dok. M&B)