Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Pneumonia saat ini masih menjadi penyebab kematian utama pada bayi di bawah usia 2 tahun. Data WHO tahun 2015 tercatat 5,9 juta kematian balita atau 15% dalam satu tahun, akibat pneumonia. Indonesia masuk dalam 10 besar negara dengan kematian akibat pneumonia tertinggi.
Dr. Nastiti Kaswandani, spesialis anak konsultan respirasi dari FKUI/RSCM menjelaskan, sebenarnya orangtua dapat dengan mudah mengenali gejala pneumonia, “karena gejalanya yang khas, yakni ada sesak napas dan ada tarikan dinding dada ke dalam,” jelasnya dalam acara diskusi media bertema “Harapan Baru Eradikasi Pneumonia di Indonesia”. Bila terjadi ciri napas bayi seperti itu, Anda harus membawanya ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Pneumonia adalah radang paru yang dapat disebabkan virus atau bakteri, menyebabkan kerusakan jaringan paru terutama pada bagian paru tempat bertukarnya udara. Gejalanya adalah sesak napas, karena pemasukan oksigen berkurang. Pada kondisi pneumonia berat dapat menyebabkan kematian akibat kekurangan oksigen mencapai otak dan jantung. Semakin muda usia bayi, maka semakin berisiko karena bayi baru lahir memiliki daya tahan tubuh rendah dan sistem kekebalan belum belum berkembang sempurna.
Meskipun dapat disebabkan infeksi virus, sekitar 50% penyebab pneumonia adalah infeksi bakteri Streptococcus pneumokokus dan kedua terbanyak disebabkan bakteri Haemophilus influenza tipe b. Pneumonia sendiri dapat menular, yakni melalui udara (bersin, batuk, ataupun berbicara).
Untuk menurunkan angka pneumonia di Indonesia, Anda harus menyediakan lingkungan sehat dan bersih untuk bayi, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, gizi yang seimbang, mencegah bayi dengan berat badan rendah dengan makanan bergizi saat hamil dan menurunkan polusi udara dengan menghindari bayi menghirup asap rokok dan asap kendaraan bermotor. (Seva/HH/ Dok. M&B UK)