Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Saat menjadi ibu pertama kali, ada banyak hal yang perlu Anda perhatikan, salah satunya tentang kualitas tidur bayi. Menurut data dari National Sleep Foundation, bayi baru lahir setidaknya harus tidur 14-17 jam dalam sehari untuk mendukung tumbuh-kembangnya dengan baik.
Kualitas tidur tidak hanya didukung oleh jam tidur bayi tetapi juga oleh faktor eksternal, seperti kamar tidur harus sejuk, tidak bising, dan yang tak kalah penting adalah pencahayaan. Lalu bagaimana pencahayaan yang tepat untuk kamar bayi? Lebih baik redup atau terang?
Dr. Rouli Nababan, Sp.A dari KiddieCare Sunter mengatakan tidur memiliki sifat restoratif yang terkait dengan pemeliharaan daya tahan tubuh dan pertumbuhan fisik, menghilangkan kelelahan, serta memperbaiki fokus dan konsentrasi. Karena bayi berada di dalam rahim selama 9 bulan, sehingga cahaya terlalu terang mungkin membuatnya tidak nyaman. Jadi lebih baik cahaya di ruangan bayi lebih redup atau remang-remang.
Seiring dengan bertambahnya usia, bayi akan belajar membedakan siang dan malam jika ibu membiasakannya bayi tidur dengan jadwal yang konsisten. Hindari menyalakan lampu kamar saat bayi menyusu di malam hari dan ganti popok. Lampu terlalu terang membuat bayi akan benar-benar terbangun. Sedangkan, cahaya redup akan membuat bayi melihat keadaan sekitar dan tertidur kembali.
Selain itu, pada malam hari tubuh memproduksi hormon melatonin yang berfungsi untuk mengatur siklus tidur. Hormon tersebut sangat sensitif terhadap cahaya, sehingga tidak akan diproduksi jika tidur menggunakan lampu. Peningkatan produksi hormon melatonin akan meningkatkan kualitas tidur menjadi baik, imunitas meningkat, dan ketegangan berkurang. Bayi pun tidak mudah rewel. (Meiskhe/TW/dok.M&B UK)