BABY

Bayi Mendengkur? Waspada Sleep Apnea pada Bayi


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Melihat bayi Anda tertidur pulas, tentu menjadi pemandangan yang sangat indah ya, Moms. Namun, pemandangan itu tiba-tiba terganggu karena bayi Anda mendengkur. Wah, mendengkur mungkin sering terjadi pada orang dewasa, namun bagaimana jika terjadi pada bayi?

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, mendengkur pada anak dapat dikategorikan dalam dua kelompok yang dibagi berdasarkan kekerapannya mendengkur. Kelompok pertama adalah occasional snoring atau mendengkur sesekali saja, yaitu kurang dari 3 kali per minggu. Kelompok lainnya adalah habitual snoring atau mendengkur lebih dari 3 kali per minggu. Nah, jika bayi Anda sudah termasuk ke kelompok habitual snoring, maka Anda perlu waspada karena ia bisa mengalami obstructive sleep apnea syndrome (OSAS).

Tidak sedikit bayi yang mengalami gangguan pernapasan saat tidur, atau sering disebut sleep apnea. Biasanya sleep apnea ini dialami oleh bayi yang baru lahir, terutama yang terlahir secara prematur dan mengalami down syndrome. Hal itu bisa terjadi karena sistem saraf pusat yang mengontrol saluran pernapasan bayi belum berkembang secara sempurna. Selain itu, sleep apnea juga terjadi karena sumbatan pada jalan napas, infeksi, peradangan, dan masalah pada jantung.

Karena cukup berbahaya, bahkan bisa menimbulkan kematian, maka Anda perlu mengetahui gejala apnea. Gejala tersebut di antaranya bayi berhenti bernapas kurang lebih selama 20 detik, detak jantung lambat, tubuh dan wajah terlihat biru.

Apnea biasanya terjadi secara tidak terduga, oleh karena itu tidak ada salahnya Anda menemani Si Kecil saat sedang terlelap, atau sering-sering mengecek kondisinya. Buat ruangan tidur bayi senyaman mungkin dengan sirkulasi udara yang baik dan cukup oksigen. Segera bawa bayi ke dokter apabila Anda melihatnya berhenti bernapas lebih dari 20 detik, dan wajah serta tubuhnya berubah menjadi biru.

Dikutip dari Idai.or.id, penanganan OSAS atau sleep apnea dilakukan berdasarkan penyebab utamanya. Pada anak, oleh karena penyebab tersering adalah pembesaran kelenjar tonsil (amandel) dan adenoid, penanganannya adalah tindakan operasi pengangkatan kelenjar amandel dan adenoid. Asma, rhinitis alergi, sinusitis, obesitas juga sering menjadi penyakit penyerta yang mengakibatkan sleep apnea. Semua penyakit penyerta itu harus ditangani terlebih dahulu, untuk hasil yang maksimal. (Meiskhe/TW/Dok. M&B UK)