FAMILY & LIFESTYLE

5 Cara Kurangi Gula pada Sarapan Anak


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Santapan pagi hari berupa roti dengan selai stroberi, croissant bertabur choco chips atau sereal pasti menggoda anak-anak. Ya, anak memang cenderung lebih tertarik dengan menu sarapan serba manis. Dilansir dari Parents.com, sebuah survei terbaru di Public Health England menguak fakta bahwa anak 4-10 tahun biasanya mengonsumsi sekitar 11 gram gula dari menu sarapannya. Itu artinya hampir 3 sendok teh gula atau setengah dari rekomendasi asupan gula harian. Walau faktanya seperti ini, namun mirisnya adalah 8 dari 10 orangtua menganggap menu sarapan anaknya itu menyehatkan!

Apakah Anda satu dari orang tua itu? Jika ya, Anda harus mulai memangkas asupan gula pada menu sarapan anak. Mau tahu caranya? Yuk, ikuti 5 cara sederhana ini.

1. Setengah Saja

Mengurangi gula tanpa mengurangi napsu makan anak. Itulah tantangannya. Maka coba Moms terapkan rumus 50:50 pada menu sarapan Si Kecil. Misalnya, gabungkan setengah yogurt tawar dengan setengah yogurt manis. Anda juga bisa mencampur setengah sereal tawar dengan setengah sereal manis. Semua menu sarapan anak tetap akan manis, tapi Anda sudah mengurangi gulanya secara signifikan.

2. Bijak Memilih Sereal

Kebanyakan sereal (khususnya yang untuk anak) mengandung banyak sekali gula. Jadi ketika Anda berbelanja sereal, sebaiknya pilih yang kandungan gulanya 5 gram per porsi. Cara lainya adalah dengan membeli sereal tanpa pemanis (unsweetened cereal) dan tambahkan sendiri pemanisnya.

3. Pemanis dari Buah

Daripada menambahkan selai, lebih baik tambahkan potongan stroberi pada roti bakar selai kacang. Sebaiknya Anda juga menyajikan buah segar utuh daripada jus segar. Kenapa? Karena kandungan serat pada jus telah berkurang dan lebih banyak mengandung gula dan kalori.

4. Sarapan Rasa Asin

Ide bagus jika Anda tidak menyajikan menu sarapan serba manis dan menggantinya dengan santapan yang rasanya asin, seperti telur, roti bakar avokad, atau bahkan sisa makan malam yang dipanaskan lagi. Ingat, Moms, sarapan tidak harus selalu roti manis, sereal, atau pastry, menu sarapan bisa apa saja.

5. Waspada Dessert yang Menyamar

Kebanyakan orang menganggap donat dan pastry sebagai camilan manis. Namun tidak sama halnya dengan muffin, selai cokelat hazelnut, dan waffle. Faktanya, semua itu lebih tergolong sebagai dessert atau makanan penutup dibanding menu sarapan kaya nutrisi. Si Kecil boleh saja mengonsumsinya sesekali, tapi hitung itu sebagai hadiah, bukan menu harian. (Tiffany/HH/Dok. Pixabay)