Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms, pernahkah Anda mendengar tentang helicopter parenting? Ada beragam pola asuh yang diterapkan pada anak, salah satunya adalah helicopter parenting.
Dari namanya mungkin Anda sudah bisa menebak tentang pola asuh ini. Menurut Rosdiana Setyaningrum, M. Psi, MHPEd, psikolog anak dan keluarga, sekaligus pengisi rubrik Dear Diana, helicopter parenting adalah gaya pengasuhan di mana orang tua selalu ikut campur dalam kehidupan anak.
Sebagai orang tua, tentu Anda ingin memberikan yang terbaik, namun ternyata terlalu ikut campur dapat memberikan dampak tidak baik bagi diri Si Kecil, seperti berikut:
Tidak Percaya Diri
Gaya pengasuhan helicopter parenting akan membuat anak tidak percaya bahwa dirinya bisa mengambil keputusan yang tepat. Hal ini karena orang tuanya tidak memberi anak kesempatan untuk mengambil keputusan.
Lari Dari Masalah
Jika orang tua selalu ikut campur dalam menyelesaikan masalah anak, maka ia tidak punya kesempatan untuk belajar menyelesaikan masalah. Akibatnya, anak akan memilih lari dari masalah daripada menghadapinya.
Tidak Memiliki Kemampuan Dasar
Orang tua yang selalu ikut campur, termasuk dalam hal kecil seperti mengikat sepatu atau membersihkan tempat tidur, akan membuat Si Kecil tidak memelajari hal tersebut. Ketika anak tidak bisa mengerjakan hal-hal dasar, kemungkinan ia mengalami kesulitan dalam mengerjakan hal-hal yang lebih sulit.
Masih ada lagi akibat dari helicopter parenting pada anak lho, Moms. Baca kelanjutannya di majalah Mother&Baby edisi Desember 2016. (Nadia Sarasati/TW/Dok. M&B UK)