TOODLER

Makanan Berlemak Picu Depresi pada Anak


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Molecular Psychiatry, makanan berlemak ternyata dapat merusak perkembangan otak anak, memicu depresi, dan secara drastis memicu gangguan mental atau Alzheimer.

Penelitian itu juga mengatakan bahwa kadar gula dan lemak yang sangat banyak dapat menguras kadar reelin, sebuah protein penting yang dibutuhkan untuk menghubungkan neuron-neuron otak. Tanpa reelin, fungsi otak akan melambat, dan mengganggu daya ingat juga sikap anak.

Dilansir dari Daily Mail, rendahnya kadar reelin sangat berkaitan dengan peningkatan risiko dratis dari penyakit Alzheimer di kemudian hari. “Risiko sejak usia dini hingga dewasa ini merupakan dampak dari makanan berlemak itu sendiri. Dampak pada otak itu lebih berhaya, dibanding bahaya obesitas,” ujar salah seorang peneliti, Urs Meyer, dari ETH Zurich.

Dokter Urs dan rekannya Pascale Chavis dari France's INMED Institute, menguji teori ini pada anak tikus. Hasilnya sangat mengejutkan, 4 minggu setelah diberikan makanan tinggi gula dan lemak, otak hewan percobaan itu langsung melambat.

Fakta yang tidak kalah mencengangkannya adalah, kerusakan otak itu terjadi jauh lebih awal sebelum tikus itu mulai bertambah berat badan. Dan kerusakan otak itu semakin buruk ketika tikus bertambah tua.

Penelitian ini berfokus pada prefrontal cortex, bagian otak yang berkaitan dengan pembuatan keputusan, ekspresi kepribadian, sikap kontrol sosial, dan aksi dalam merencanakan hal rumit. Menurut para peneliti, tidak seperti bagian otak lainnya, bagian yang satu ini belum berkembang sempurna hingga anak sudah dewasa. Artinya, otak ini sangat peka pada trauma, stres, dan penyalahgunaan obat.

Di otak yang sehat, neuron-neuron menghasilkan protein bernama reeling. Reelin yang menyambungkan sinaps (penghubung antar neuron), dan membuat sinaps menguat atau melemah, sesuai yang dibutuhkan. Sedangkan penelitian Dr. Meyer membuktikan kalau hewan percobaannya itu menghasilkan kadar reelin yang rendah, dan mengurangi fungsi kognitif.

“Penelitian kami menggarisbawahi kualitas makanan yang dikonsumsi oleh anak dan remaja, yang penting dalam mematangkan prefrontal cortex hingga optimal,” ujar Marie Labouesse, lead author dari penelitian ini. Jadi, Moms perlu untuk mengontrol konsumsi gula dan lemak Si Kecil. Jangan sampai konsumsinya berlebih ya, Moms! (Tiffany/Dok. Pexels.com)