Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Ada beberapa wanita yang meski telah dirangsang secara seksual dengan berbagai cara, tetap tidak bisa merasakan orgasme. Kondisi seperti ini dikenal dengan istilah anorgasmia.
Secara medis, anorgasmia didefiniskan sebagai kesulitan mencapai orgasme secara teratur, walaupun telah mendapatkan stimulasi seksual yang cukup. Tidak bisa dimungkiri, anorgasmia banyak dialami oleh wanita. Selain tidak mampu mencapai orgasme, butuh waktu yang panjang untuk mencapainya pun tergolong dalam anorgasmia.
Berikut beberapa jenis anorgasmia:
1. Anorgasmia primer, merupakan kondisi seseorang yang tidak pernah merasakan orgasme sama sekali.
2. Anorgasmia sekunder, digunakan untuk menggambarkan seorang yang pernah mengalami orgasme, namun kesulitan mencapai klimaks di waktu sekarang.
3. Anorgasmia situasional, yaitu hanya bisa mengalami orgasme dalam kondisi tertentu, misalnya seks oral atau masturbasi. Hal ini biasanya dialami wanita. Salah satu contoh kasusnya adalah sebagian besar wanita mengalami orgasme hanya dari stimulus di daerah klitoris.
4. Anorgasmia umum, adalah tidak dapat merasakan orgasme dalam situasi apa pun dengan pasangan mana pun.
Faktor Penyebab
Berikut beberapa faktor yang membuat wanita kesulitan orgasme, seperti dilansir Mayoclinic.
1. Penyakit Tertentu
Beberapa penyakit atau gangguan kesehatan dapat berpengaruh pada seksualitas. Gangguan kesehatan ini, antara lain nyeri sendi, masalah kandung kemih, masalah pencernaan, kelelahan, dan sakit kepala. Kondisi medis yang memengaruhi saraf panggul, seperti multiple sclerosis, neuropati diabetes, dan cedera sumsum tulang belakang, juga memengaruhi seksualitas wanita.
Selain itu, penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah, seperti diabetes dan penyakit jantung juga bisa menyulitkan wanita orgasme. Hal ini karena, sama dengan ereksi, untuk menikmati aktivitas seksual, dibutuhkan elastisitas pembuluh darah dan ritme jantung yang stabil untuk memompa darah ke vagina. Pengerasan arteri dan penyumbatan oleh plak dapat menyebabkan kesulitan orgasme.
2. Gangguan Hormon
Kadar estrogen yang rendah berpengaruh pada respons seksual. Hal ini karena lipatan kulit yang menutupi labia menjadi lebih tipis sehingga klitoris lebih terekspos. Paparan ini dapat mengurangi sensitivitas klitoris.
Lapisan vagina juga cenderung menjadi lebih tipis dan kurang elastis, terutama jika kurang aktif secara seksual. Hal ini menyebabkan hubungan seksual jadi menyakitkan dan butuh waktu lama untuk mencapai orgasme. Kadar hormon juga banyak berubah setelah melahirkan dan selama menyusui, sehingga dapat menyebabkan kekeringan vagina dan memengaruhi keinginan Anda untuk melakukan hubungan seks.
3. Konsumsi Obat Tertentu
Ada beberapa jenis obat yang dapat menurunkan gairah seksual dan kemampuan tubuh untuk mengalami orgasme, seperti obat antidepresan, obat penurun tekanan darah, antihistamin atau obat alergi, dan obat-obatan kemoterapi. Jika Anda mengonsumsinya, jangan heran jika orgasme jarang Anda rasakan.
4. Masalah Psikologis
Stres, cemas, depresi, bisa berkontribusi pada disfungsi seksual. Konflik dengan pasangan, mengenai hal apa pun, juga dapat mengurangi respons seksual Anda.
5. Riwayat Pelecehan Seksual
Wanita dengan riwayat pelecehan seksual atau pemerkosaan cenderung lebih sulit untuk merasakan pengalaman orgasme. Trauma ini bahkan membuat wanita kesulitan terangsang secara seksual. Dibutuhkan terapi dan dukungan psikologis untuk mengatasinya. (Rosa Ayu Hapsari/Dok. M&B UK)