TOODLER

Ayah Ini Berjuang Agar Anaknya Punya Teman


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Momen kembali ke sekolah setelah libur panjang memang berat, tetapi bagi seorang ayah seperti Bob Cornelius, momen itu juga menyedihkan dan membuatnya pilu. Bagaimana tidak, ayah dari Christopher, anak 11 tahun penyandang autistik ini baru tahu kalau putranya tidak punya teman di sekolah.

Kisah ini bermulai saat Bob menghadiri "back-to-school night" dan tidak sengaja melihat karya putranya di dinding. Di samping karyanya, tertera secarik kuesioner yang telah dijawab Christopher dengan jujur. Sekilas Bob merasa kuesioner itu lucu untuk dibaca, di situ tertulis makanan favoritnya adalah pizza, dan acara favoritnya adalah Elmo. Namun pertanyaan terakhirnya membuat Bob patah hati. Ketika ditanya siapa teman-temannya, Christopher menjawab "Tidak punya teman."

Bob terkejut, ia merasakan kesedihan dan kesepian anaknya di sekolah. Bob tahu, rasa sepi itu tidak akan hilang begitu saja, rasa sedih itu pasti akan selalu ada. Jadi dia harus melakukan sesuatu untuk mengusir kesepian Christopher. Dengan semangat itu, Bob mengunggah kuesioner itu ke akun Facebook miliknya, dan mengungkapkan harapan dengan para orang tua lain di luar sana, seperti dilansir dari Womansday.com.

“'Tidak pernah ada lima huruf yang menyayat begitu dalam, dan itu bahkan tidak ditujukan pada saya... sebenarnya ini adalah pernyataan yang sangat sederhana tentang jumlah," tulis Bob di postingan Facebook-nya. Kemudian ia menulis kisahnya lebih panjang lagi untuk para orang tua, dengan harapan bisa menginspirasi mereka. Bob ingin agar para orang tua mau meluangkan waktu untuk bicara dengan anak mereka, dan menjelaskan tentang autisme. Anak-anak penyandang autisme sadar dengan perilaku semua orang di sekitarnya, entah perilaku baik maupun buruk.

"Anak-anak penyandang autisme sadar ketika mereka dilecehkan diam-diam (maksudnya diam-diam adalah dilecehkan di depan wajahnya langsung, hal itu dilakukankarena mengira mereka "berbeda" dan tidak mengerti perlakuan jahat itu). Padahal mereka mengerti ketika mereka diperlakukan secara berbeda. Percayalah pada saya, hal itu sangat membuat mereka sakit hati. Walaupun mungkin tidak terlihat jelas bagi saya dan Anda."

Sejak postingan di Facebook tersebut beredar, ia sempat kewalahan karena banyak yang mengirim surat dan ingin menjadi teman Christopher. Ia juga memberikan alamat untuk siapa pun yang ingin memberitahu Christopher bahwa dia tidak memiliki satu teman, melainkan ribuan teman. (Seva/TW/Dok. Womansday.com)