Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Data RISKESDAS pada 2013 menyebutkan, kasus asma lebih tinggi terjadi pada wanita dan meningkat seiring bertambahnya usia. Dalam data tersebut juga diungkap bahwa kejadian asma tertinggi ada pada rentang usia 25-34 tahun. Rentang tersebut merupakan usia produktif dan mencakup ibu hamil dengan asma.
Menurut dr. Prasenohadi, Sp.P, KIC, PhD, Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan RS Siloam Asri, kasus asma pada ibu hamil terjadi karena beberapa hal, seperti faktor hormon kehamilan, stres, atau berat bayi yang terlalu besar. “Bayi yang besar bisa menghambat kinerja paru ibu. Jika ibu hamil sudah mengalami asma, makin besar usia kehamilannya, penanganan akan semakin sulit,” ungkapnya.
Jika ibu hamil menderita asma, ia perlu mengontrol penyakit ini untuk memastikan pemberian oksigen kepada bayinya. Kontrol asma yang buruk saat hamil dapat meningkatkan risiko preeklampsia, suatu kondisi di mana tekanan darah dan protein dalam urine ibu meningkat.
Selain itu, asma yang tidak terkontrol juga dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah. Selain itu, ibu hamil yang sebelumnya merokok juga berisiko besar terkena asma dan menularkan asma kepada bayinya. (Aulia/DC/Dok.M&B)