Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Suatu hari, balita Anda menumpahkan kotak serealnya. Ia pikir Anda tidak lihat dan ketika Anda tanya siapa yang menumpahkan, ia bilang, “Bukan aku!” Apakah ini kebohongan pertamanya? Kekhawatiran Anda pun muncul, karena mendengarnya berbohong. Apakah ini akhir dari kepolosan balita Anda? Tenang, berbohong waktu masih kecil bukan berarti ia akan terus melakukan tindak kriminal. Ini hanya kelakuan tipikal balita, kok.
Kebanyakan balita belum tahu bahwa kejujuran adalah kebijakan terbaik. Meski begitu, pada usia 3 tahun, ia biasanya sudah mulai mengerti bahwa kalau ia tidak jujur, ia malah akan tertimpa masalah. Ada beberapa alasan mengapa balita berbohong:
- Ia ‘ja-im’ alias jaga image. Ia ingin terlihat sebagai anak manis yang tak punya kesalahan di mata Anda. Ia pikir, Anda hanya akan terus menyayanginya jika terus berkelakuan baik.
- Ia takut menjalani konsekuensinya. Ia pikir, kalau Anda tidak tahu bahwa ia yang menumpahkan sereal itu, ia tidak harus membereskannya.
- Memori jangka pendeknya masih buruk. Kalau ia mengira temannya mengambil mainan darinya, ia mungkin lupa bahwa sebenarnya ia sendiri yang memindahkan mainan itu dan tidak ingat ditaruh di mana.
- Kesulitan memisahkan khayalan dan realita. Ketika temannya cerita bahwa ia punya boneka baru, Si Kecil menyahut, “Iya, aku juga punya.” Padahal, ia hanya berimajinasi bahwa ia punya boneka yang pernah dilihatnya di televisi. Seorang anak yang punya imajinasi tinggi bahkan bisa bercerita tentang suatu hal yang ia bayangkan dengan panjang lebar. Dan, ia sebenarnya sedang ‘mendongeng’, bukan berbohong. (FR/Sagar/DC/Dok. M&B UK)