FAMILY & LIFESTYLE

Penanganan TBC pada Anak


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Penanganan TBC pada bayi, anak, dan dewasa sebenarnya sama saja, tergantung dari berat atau ringannya penyakit. Pada TBC paru, pasien diberikan obat antituberkolisis yaitu INH atau Isoniazid, Rifampisin, dan Pirazinamit. Tiga jenis obat ini dikonsumsi setiap hari, 1 jam sebelum makan, selama 2 bulan. Setelah lewat 2 bulan, dokter akan menghentikan pemakaian Pirazinamit dan teruskan pemakaian INH dan Rifampisin hingga 4 bulan ke depan, sehingga total pengobatan menjadi 6 bulan.

“Pada TBC yang lebih berat, konsumsi obat bisa lebih lama, yaitu 9 bulan atau bahkan setahun. Jangka waktu yang lama ini kadang membuat orangtua pasien kewalahan. Namun, obat tersebut harus diminum untuk penyembuhan. Saat memberikan obat, orangtua atau pengasuh harus memantau dengan baik apakah pasien telah menelan obat atau memuntahkannya. Bila obat diminum secara teratur dan gizi pasien terpenuhi, proses penyembuhan pun akan berjalan baik,” jelas dr. Bambang Supriyatno, Sp.A (K) dari RSCM.

Selama mengonsumsi obat, pasien TBC harus melakukan kontrol ke dokter setidaknya sebulan sekali. Kontrol ini bertujuan untuk memantau apakah ada efek samping dari obat antituberkulosis tersebut. Bila ternyata obat itu memberikan reaksi negatif, dengan cepat dokter bisa melakukan penanganan lebih lanjut. Selama konsumsi obat juga tidak ada perbedaan perlakuan terhadap Si Kecil atau pantangan tertentu. Ia bisa beraktivitas seperti biasa.

“Tidak ada pantangan makanan atau kegiatan yang tidak boleh dilakukan penderita TBC. Yang harus dilakukan adalah mencari sumber penyebab TBC, agar Si Kecil terhindar dari kemungkinan untuk tertular lagi. Untuk menjaga kemungkinan tersebut, ada baiknya Anda memberikan tes Mantoux setiap 6 bulan atau setahun sekali hingga usia Si Kecil 5 tahun,” urai dr. Bambang.

Soal di mana Si Kecil harus berobat, dr. Bambang mengatakan bahwa puskesmas maupun rumah sakit pemerintah dan swasta, memiliki standar yang sama dalam mengobati TBC. Perbedaannya hanya di masalah biaya. Tentu saja, puskesmas umumnya lebih murah daripada rumah sakit. “Yang pasti, pengobatan akan berhasil jika seluruh prosedur diikuti dengan benar,” kata dr. Bambang. (LD/Sagar/DC/Dok. M&B UK)