Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Tanya
“Balita saya, Mila, 4, beberapa kali terlibat konflik dengan temannya, dari rebutan mainan, tempat duduk, sampai camilan. Bagaimana caranya mengajarkan ia memaafkan teman-temannya ya, Moms? Saya tidak ingin Mila tumbuh sebagai anak yang pendendam.”
Jawab
Gunakan Nada Lembut
“Sambil menggendong, saya akan elus punggungnya. Saat itu coba menasihatinya dengan nada lembut dan memberinya pengertian mengapa kita harus memaafkan orang lain. Tentunya dengan bahasa sederhana yang bisa ia mengerti.”
Sutinah, 29, ibu dari M. Faiz Muzaki Setiawan, 4 tahun 7 bulan.
Sama-sama Belajar
“Sejak anak-anak masih bayi, saya selalu membiasakan diri untuk berkata 'maaf'. Misalnya, saat Si Kecil jatuh sampai menangis, saya akan meminta maaf duluan karena tidak hati-hati menjaganya. Mungkin belum terlihat jelas bagi mereka, tetapi saya harap apa yang saya lakukan itu bisa mereka anak-anak yang santun, mau dengan segera meminta maaf jika salah, dan memiliki empati yang kuat. Saya pun masih belajar untuk menata emosi saya di hadapan mereka.”
Delly Citra Utami, 29, ibu dari Ghiffari Riza Perdhana, 5 dan Caliefatha Galih Perdhana, 2 tahun 5 bulan.
Katakan Berulang-ulang
“Tidak gampang mengajarkan anak untuk memaafkan temannya, apalagi saat ia didorong dan atau ditarik temannya. Walaupun ingin marah juga, tapi saya tahan emosi karena tidak ingin marah kepada temannya di depan anak saya, dan itu tidak bagus. Hal yang saya lakukan adalah, memeluk anak saya ketika ada temannya yang jahil dan mencoba berbicara kepada temannya dengan nada yang rendah. Kemudian ketika tiba di rumah, saya bicarakan hal tersebut dengan anak saya sambil bilang, 'You are pretty, smart, and also have a big heart. If you love your friend and forgive them, people will love you so much.' Ini saya katakan berulang-ulang. Hasilnya, jika temannya ribut, ia akan bilang 'No fight, we are friend!'.
Verawati Panjaitan, 34, ibu dari Selena G Mujica, 3.
Memberi Contoh
“Anak-anak merupakan peniru ulung. Mereka dapat dengan cepat menyerap apa yang mereka lihat, dengar, dan alami, serta cenderung meniru apa yang dilakukan oleh lingkungan sekitarnya, terutama orangtuanya. Moms dan Dads harus saling memaafkan jika salah satunya berbuat kekeliruan atau kesalahan. Saat orangtua melakukan kesalahan kepada anak, sebaiknya juga segera meminta maaf. Memberikan contoh dalam hidup sehari-hari akan mempermudah anak untuk meniru sikap memaafkan.”
Paramita Dwi A.S, 27, ibu dari Alfar Athaa Prabowo, 7 bulan.
Mengajarkan Sejak Dini
“Memaafkan adalah satu kata yang sangat sulit untuk diucapkan, tetapi jika tidak diajarkan sejak dini dan dari sekarang, kata maaf susah diucapkan. Sejak bayiku lahir, kata maaf selalu saya bisikkan. Pada saat saya harus meninggalkannya, saya selalu ucapkan kata maaf di telinganya. Misalnya, 'Maaf harus meninggalkan Kenzo untuk kerja.' sambil saya peluk dan cium. Sekarang Si Kecil sudah berusia 29 bulan dan kata maaf selalu kami ucapkan jika salah satu dari kami melakukan kesalahan.”
Rini, 31, Kenzo Arsennio Santoso, 2 tahun 5 bulan.(MD/Sagar/DC/Dok. M&B UK)