BABY

Kontroversi Bayi Jaxon Emmet Buell


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Bayi Jaxon Emmet Buell yang mengalami cacat tabung saraf, sehingga bagian otak dan tengkorak kepalanya tidak berkembang sempurna atau dikenal sebagai Microhydranencephaly, sedang menjadi pembicaraan di dunia maya. Sejak kemunculan berita tentang dirinya, akun Facebook keluarga Buell mendapatkan like lebih dari 100.000 orang dan donasi yang disumbangkan untuk membantu perawatannya mencapai 121.938 dollar atau sekitar 1,74 miliar di situs GoFundMe.

(Baca juga : Bayi Tanpa Tengkorak Kepala Bertahan Hidup)

Kendati rasa simpati terus mengalir dari seluruh dunia, sebagian orang juga mengkritik orangtua Jaxon karena tidak mengambil keputusan untuk melakukan aborsi. Menanggapi hal tersebut, ayah dari Jaxon, Brandon Buell, menulis dalam akun Facebooknya, “Saya tidak habis pikir bahwa memilih untuk mempertahankan Jaxon dan memberinya kesempatan untuk berjuang hidup dinilai egois.”

“Bagaimana bisa mengakhiri kehidupan bayi kami merupakan alternatif lebih baik, sementara para dokter tidak memberikan alasan untuk melakukan hal tersebut? Mengapa memilih untuk tetap hidup menjadi sebuah keegoisan dan menimbulkan perdebatan? Padahal sederhana saja, kami ingin Jaxon tetap hidup dan tidak harus dihantui dengan pikiran 'kalau saja kami tidak melakukannya',” lanjut suami dari Brittany Buell itu. Ia pun menganggap Jaxon adalah bayi normal dan sempurna.

Masalah yang dialami Jaxon sudah diketahui sejak ia masih berada dalam kandungan dan orangtuanya memiliki pilihan untuk melakukan aborsi di minggu ke-23 kehamilan. Namun, Sang Ayah tidak langsung menyetujui pilihan tersebut. “Kami memastikan terlebih dahulu apakah Jaxon kesakitan atau menderita. Kami juga bertanya, apakah ada risiko lebih lanjut jika Brittany melanjutkan kehamilannya atau ketika proses persalinan berlangsung,” ujar Brandon, seperti dilansir melalui Independent.

Dokter ternyata mengatakan tidak apa-apa, sehingga pasangan itu pun memutuskan untuk tidak melakukan aborsi. Brandon menjelaskan, “Ada banyak kasus anak dengan Microhydranencephaly dapat bertahan hidup sampai usia 30 tahun. Mereka hidup normal, bisa belajar berenang, dan menggunakan panca indra mereka dengan baik.” Meski pasti ada kesulitan dan batasan-batasan yang akan dialami, anak-anak dengan Microhydranencephaly tetap bisa mengenali keluarga mereka dan belajar berkomunikasi. Brandon pun yakin kelak Jaxon dapat melakukan hal yang sama. (Sagar/DC/Dok. The Buell Family/Facebook)