Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Majalah Time yang terbit pada 21 Mei 2012 menyebabkan kontroversi karena sampul depannya yang menunjukkan gambar seorang ibu sedang menyusui anak berusia 3 tahun. Sebenarnya, bagaimana pandangan para ahli mengenai menyusui anak di atas 2 tahun atau extended breastfeeding?
Ketika majalah Time memunculkan gambar ibu menyusui balita di sampul depannya, isu extended breastfeeding muncul ke permukaan dan dibahas oleh semua kalangan. Sebelumnya, isu ini hanya menjadi perbincangan antar ibu, dan walaupun sudah banyak penelitian mengenai hal ini, tak banyak yang tahu apa saja isi penelitian tersebut. Sebenarnya, baik atau burukkah efek dari extended breastfeeding? Dan normalkah perilaku menyusui balita?
Walaupun tampak tak wajar, terutama dalam lingkup norma sosial dan masyarakat, sejarah mencatat bahwa proses menyusui balita sudah dilakukan para ibu selama bertahun-tahun. Kathleen Huggins dalam bukunya The Nursing Mother's Guide to Weaning menyebutkan bahwa pada awal abad 20, sebuah studi antropologi dilakukan untuk menganalisis perilaku pengasuhan anak di 52 kelompok masyarakat dari berbagai negara. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa hanya 2 kelompok masyarakat yang berhenti menyusui anaknya di usia kurang dari 1 tahun, salah satunya di Amerika Serikat. Dalam studi lain yang dilakukan di 64 komunitas masyarakat pada 1945, ditemukan hanya 1 komunitas yang menyapih anaknya di usia 6 bulan.
Pendapat ini diperkuat dengan artikel Mothering Your Nursing Toddler yang ditulis N.J. Bumgarner, praktisi dari La Leche League International, organisasi yang mendukung para ibu untuk menyusui. Dalam artikel ini dituturkan bahwa para ibu di Cina dan Jepang masih menyusui anak mereka hingga usia 4 atau 5 tahun hingga awal abad ke-20. Selain itu, selama Perang Dunia II, para ibu di Kamboja menyusui hingga Sang Anak berusia 3 atau 4 tahun. Hingga 1950 di Kenya, para ibu menyusui selama 5 tahun pertama usia anak, dan para ibu Mongolia menyusui selama 2 atau 3 tahun, dan masih banyak yang ditemukan hingga usia anak 6 atau 7 tahun. Sedangkan di Papua Nugini, selama tahun 1960, balita disusui hingga usia 3 atau 4 tahun.
Tak hanya dulu, saat ini pun masih banyak ditemukan masyarakat yang memandang proses menyusui balita sebagai hal yang wajar. Masyarakat Bolivia, contohnya, tidak menyapih anak mereka sebelum usia 3 tahun. Suku Indian Zinacanteco di Meksiko, yang merupakan nenek moyang bangsa Maya, menyusui hingga anaknya berusia 4-5 tahun. Di negara-negara Afrika Timur dan Filipina, menyusui selama lebih dari 2 tahun merupakan hal yang wajar dan banyak ditemukan. (OCH/Dok. Times Magazine)