TOODLER

Memaafkan dengan Ikhlas

playing

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Menurut Michele Borba, psikolog dan penulis buku The Big Book of Parenting Solutions: 101 Answers to Your Everyday Challenges and Wildest Worries, kebanyakan orang di masa kini tidak memaknai 'seni memaafkan' dengan baik. Artinya, mereka 'memberi maaf' hanya sebatas kata, tidak berasal dari dalam hati alias tidak ikhlas.

“Untuk itu, orangtua lagi-lagi memiliki kewajiban untuk mengajarkan keikhlasan dengan menjadi role model bagi anaknya. Orangtua juga harus memperlihatkan sikap ikhlas jika ada sesuatu terjadi tidak sesuai dengan kehendaknya, agar anak dapat mencontohnya,” jelas Michele. Dan, berikut beberapa hal yang juga bisa Anda dilakukan untuk menanamkan keikhlasan dalam diri Si Kecil.

Tidak Ada Manusia Sempurna
Katakan kepada Si Kecil, setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan dan memiliki kesempatan untuk memperbaikinya. Sementara, orang yang mampu memberikan kesempatan tersebut pantas disebut kesatria. Untuk itu, jika Si Kecil ingin menjadi seorang kesatria, ia harus mampu memaafkan orang lain dengan ikhlas.

Ungkapkan Perasaan
Keikhlasan akan muncul jika tidak ada sesuatu yang mengganjal dalam diri kita dan hal itu juga mungkin terjadi pada Si Kecil. Karenanya, ajari ia untuk berani mengungkapkan apa yang dirasakan, ketika ada seseorang atau sesuatu yang menyakitinya. Dengan begitu, keikhlasan pun akan muncul di dalam dirinya.

Semua Butuh Waktu
Ketika seseorang atau sesuatu menyakiti hati Si Kecil, ia mungkin tidak bisa memaafkan atau menerimanya dengan ikhlas. Katakan kepadanya bahwa hal itu sangat wajar. Ajak ia untuk menenangkan diri dan menceritakan apa yang dirasakan agar merasa lebih lega. Setelahnya, Si Kecil pun akan lebih mudah untuk bersikap ikhlas. (Dina Christin/DC/Dok. M&B)