Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Ketika anak aktif melakukan banyak hal, beragam jaringan di dalam otaknya ikut bergerak. Namun hasil scan menunjukkan aktivitas syaraf pada anak autis lebih rendah. Bahkan para ilmuwan menemukan anak-anak yang mengalami gejala autisme parah memiliki 'fleksibilitas otak' yang lebih rendah.
“Pengurangan fleksibilitas ini umumnya disebabkan oleh kesulitan anak-anak autis menghadapi situasi yang baru,” ujar Lucina Uddin, pemimpin studi yang merupakan seorang neuroscientist sekaligus asisten profesor psikologi di University of Miami, Florida, AS.
Dalam studi yang dipublikasikan di Cerebral Cortex ini, para ilmuwan melakukan scan otak pada 34 anak autis. Hasilnya kemudian menunjukkan ada hubungan antara keparahan perilaku terbatas dan berulang dengan tingkat ketidakflesksibelan otak. Kaustubh Supekar dari Stanford University School of Medicine, AS, menjelaskan, “Studi ini dapat membantu para ilmuwan mengembangan terapi baru yang menargetkan kefleksibilitasan otak, misalnya melalui berbagai strategi, alat bantu, dan permainan.”
Namun, meskipun otak anak-anak autis bekerja dengan cara yang berbeda, bukan berarti otak mereka bekerja dengan cara yang buruk. (Sagar/DT/Dok. M&B)