BUMP TO BIRTH

Penyebab Depresi Pasca Persalinan

depresi pasca melahirkan

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Depresi pasca-persalinan dialami seorang ibu paling lambat 8 minggu setelah melahirkan dan dalam kasus yang lebih parah, bisa berlanjut hingga tahunan. Wanita yang menderita depresi jenis ini mempunyai kesulitan untuk menjalin ikatan batin dengan sang buah hati yang baru dilahirkan. Sehingga, ia membutuhkan terapi pengobatan dari ahli kejiwaan atau psikiater dan dukungan orang-orang terdekat.

Pada tingkatan lebih lanjut, depresi pasca-persalinan ini dapat menyebabkan timbulnya halusinasi dan delusi bagi penderitanya. Berikut beberapa faktor yang dapat menyebabkan seorang ibu menderita depresi pasca-persalinan.

1.Pernah mengalami depresi sebelum atau sejak hamil dan terus berlanjut setelah melahirkan, penurunan rasa percaya diri secara drastis, dan stres karena merasa tidak bisa mengurus anak.

2.Kecemasan berlebihan sebelum melahirkan, kurangnya dukungan sosial dari keluarga atau teman dan hubungan atau kondisi rumah tangga yang kurang harmonis.

3.Depresi pasca-persalinan juga bisa disebabkan pula oleh faktor keturunan, masalah sosial ekonomi, kehamilan yang tidak diinginkan atau atau tidak memiliki pasangan karena ditinggal mati atau bercerai.

4.Perubahan hormon saat hamil juga dapat menyebabkan Anda menderita depresi pasca-persalinan. Namun, kemungkinan ini kecil sekali dibandingkan dengan kemungkinan terjadinya baby blues.

5.Wanita dengan gangguan sindrom premenstruasi yang berat juga berisiko mengalami depresi pasca-persalinan. (Aulia/doc.M&B)