Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Mengingat Disfungsi Ereksi (DE) disebabkan oleh beragam faktor, maka terapi yang diberikan pun berbeda-beda. Dokter akan melakukan observasi terlebih dahulu untuk mencari penyebab yang tepat, sebelum memberikan terapi terbaik. Namun tidak perlu khawatir, karena semua terapi diberikan dokter dengan pertimbangan matang dan memenuhi 3 prinsip utama, yaitu efektif, tidak memiliki efek samping, dan praktis.
Penanganan DE biasanya dilakukan dengan mengobati penyakit dasar terlebih dahulu, sebab gangguan ini sering kali terkait dengan berbagai faktor risiko yang sudah termodifikasi. Hal utama yang harus dilakukan adalah menerapkan pola hidup sehat dengan rajin olahraga, mengonsumsi makanan sehat, menghindari rokok atau alkohol, menjaga kolesterol, mengurangi berat badan hingga batas normal, dan menjauhi stres. Setelah itu, dokter baru akan memberikan terapi sesuai kebutuhannya. Secara umum, terapi DE dibagi menjadi:
Terapi Lini Pertama
Penggunaan Obat (Farmakoterapi)
Terapi ini dilakukan untuk menghambat kerja enzim, sehingga otot polos menjadi rileks dan terjadi peningkatan aliran pembuluh darah pada penis. Obat-obatan yang diberikan biasanya berupa Taladafil, Sildenafil, dan Vardenafil. Obat tersebut dapat dikonsumsi sesaat sebelum melakukan hubungan seksual atau setiap hari sesuai petunjuk dokter. Namun, obat-obatan tidak boleh dikonsumsi oleh pasien dengan kelainan jantung yang menggunakan obat golongan nitrat (nitrogliserin, ISDN), karena dapat menurunkan tekanan darah secara drastis.
Alat Vakum Ereksi
Penggunaan alat ini berfungsi untuk mendorong aliran darah ke penis, sehingga dapat menimbulkan ereksi. Metode ini tidak akan menimbulkan rasa sakit ataupun efek samping, namun dibutuhkan beberapa kali latihan untuk bisa menggunakan alatnya secara tepat.
Schockwave Therapy
Terapi ini dilakukan dengan memasangkan alat yang dapat mengalirkan gelombang kejut rendah untuk memperbaiki aliran darah ke penis.
Terapi Lini Kedua
Terapi ini dilakukan dengan melakukan injeksi ke badan penis (intracavernosal) dan injeksi ke saluran keluar kencing (intraurethral). Seluruh injeksi berguna untuk melebarkan pembuluh darah di penis.
Terapi Lini Ketiga
Jika kedua terapi di atas gagal, maka pria dengan DE dianjurkan untuk melakukan operasi implantasi prostese penis. Terapi ini juga bisa dilakukan jika penderita ingin perbaikan secara permanen. (Dina Christin/DC/Dok. M&B)