FAMILY & LIFESTYLE

Pilih Jenis Lemak Sehat


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Penting bagi masyarakat untuk memahami bagaimana pola konsumsi pangan yang disarankan karena hal ini menyangkut kesehatan. Maka, Anda perlu mengenal asupan gizi seimbang, seperti asupan gula, garam dan lemak, serta gaya hidup sehat.

Salah satu asupan yang banyak menjadi perhatian seseorang adalah lemak. Lemak kerap dihindari dalam pola makan seseorang, apalagi jika dikonsumsi berlebihan karena diasosiasikan dengan kenaikan berat badan. Namun, disisi lain lemak tetap diperlukan tubuh karena lemak merupakan sumber energi yang paling tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Dibandingkan dengan karbohidrat dan protein yang hanya mampu menghasilkan 4 kalori per gram, lemak mampu menyediakan 9 kalori per gram.

Anjuran konsumsi lemak menurut Kementerian Kesehatan adalah sebesar 25 persen dari total kebutuhan energi setiap hari. Selain itu, lemak juga membantu penyerapan vitamin A, D, E dan K. Lemak juga membantu produksi hormon, meningkatkan sistem imun, serta menjadi sumber lemak esensial yang tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh.

Emilia Achmadi, salah satu pakar nutrisi di Indonesia, menjelaskan bahwa lemak tidak perlu selalu dihindari. “Kita tidak perlu takut mengonsumsi lemak, karena tubuh kita memerlukan lemak untuk membantu organ-organ di dalam tubuh bekerja sebagaimana mestinya. Yang terpenting adalah bagaimana kita bersikap bijak terhadap asupan makanan yang masuk dalam tubuh kita” ungkapnya dalam temu media beberapa waktu lalu.

Dari sekian banyak jenis lemak, ada yang baik dan juga kurang baik untuk tubuh. Omega 3 dan Omega 6 yang kerap diketahui masyarakat adalah contoh lemak yang berperan penting dalam tumbuh kembang anak. Di sisi lain, kita juga mengenal Lemak Trans yang masuk dalam golongan Lemak Jenuh. Lemak Jenuh ini jika dikonsumsi berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol dan menimbulkan risiko penyakit jantung koroner.

“Namun kita tidak perlu menghilangkan makanan-makanan tersebut sepenuhnya, tetapi akan lebih bijak jika memilih makanan yang lebih banyak mengandung lemak baik serta menerapkan pola hidup sehat,” tambah Emilia Achmadi.

Menurutnya, di Indonesia kegemaran masyarakat mengonsumsi makanan yang digoreng dan bersantan masih cukup tinggi. Padahal, makanan yang digoreng memiliki kadar lemak yang lebih tinggi, termasuk juga kandungan lemak jenuhnya. Menurut data Riskesdas 2013, persentase perilaku konsumsi makanan berlemak pada penduduk Indonesia usia lebih dari 10 tahun adalah 40,7 persen. Kondisi ini sayangnya masih jauh melebihi dari yang dianjurkan dalam Pedoman Gizi Seimbang. (Aulia/DT/dok.freedigitalphotos)