Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Anda pernah mendengar istilah postpartum depression? Ini adalah gangguan mental atau depresi pasca-melahirkan yang tak berakhir setelah kurun waktu 10-14 hari. Postpartum depression dapat berlangsung berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan pasca-persalinan, setelah keguguran, atau kelahiran mati (still birth).
Orang yang menderita postpartum depression biasanya akan merasa sedih, tak berdaya, dan tak berharga. Mereka biasanya juga mengalami kesulitan untuk menciptakan bonding dan mengurus Si Kecil. Dalam beberapa kasus, postpartum depression tidak hanya menyerang ibu, tetapi juga sang ayah.
Postpartum depression berbeda dengan baby blues yang biasanya memiliki rentang waktu lebih singkat (10–14 hari pasca-persalinan). Bila baby blues tidak ditangani sejak dini, akan berlanjut pada postpartum depression. Kurang tidur, kelelahan, dan lonjakan hormon, biasanya menjadi faktor kombinasi yang menyebabkan terjadinya gangguan ini.
Jika tidak segera diobati, postpartum depression akan menjadi postpartum psychosis, yaitu kondisi kejiwaan yang lebih parah dengan ciri-ciri mulai berhalusinasi seperti, mendengar dan melihat sesuatu yang tidak ada, sehingga bisa berbahaya bagi Si Kecil dan diri sendiri. Penderita postpartum depression biasanya membutuhkan bantuan konsultasi dengan psikolog dan obat-obatan yang mampu menurunkan lonjakan hormon yang menyebabkan penyakit ini. (Rosa Ayu/DC/Dok. M&B UK)