Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Sebuah studi baru-baru ini merilis fakta rata-rata anak yang jarang ke dokter gigi memiliki orangtua atau pengasuh yang juga kurang memedulikan kesehatan gigi mereka. Banyak orangtua berpikir karena gigi anak masih gigi susu maka tidak perlu melakukan kunjungan rutin ke dokter gigi. Sehingga tidak heran banyak anak pertama kali datang ke dokter gigi saat gigi mereka baru mengalami masalah. Dalam studi tersebut, 39 persen dari 1.000 anak yang rata-rata berusia 16 bulan mengaku baru pertama kali mengunjungi dokter gigi dan 1 dari 7 anak datang karena giginya bermasalah.
Padahal, menurut pemimpin studi, Kimon Divaris, dari UNC School of Dentistry Universitas North Carolina, Chapell Hill, AS, masalah gigi yang terjadi pada anak-anak berkaitan dengan hal-hal negatif, misalnya rasa sakit dan tidak nyaman, mengurangi kualitas hidup, perkembangan anak jadi tidak sempurna, jadi menyita waktu sekolah anak dan jam kerja orangtua, serta meningkatkan biaya pengeluaran rumah tangga.
“Hubungan yang terus berlanjut antara dokter gigi dengan pasien akan memudahkan penyampaian informasi mengenai kesehatan mulut dan membentuk perilaku menjaga kesehatan gigi di keluarga. Selain itu, dokter juga bisa mengedukasi orangtua mengenai kebersihan mulut, diet, risiko masalah yang terjadi, seperti karies gigi, gigi berlubang, atau infeksi, serta pencegahan yang bisa dilakukan, misalnya melakukan flouride varnishes,” tutur Divaris.
American Academy of Pediatric Dentistry menganjurkan anak harus mengunjungi dokter gigi saat gigi pertamanya tumbuh atau saat ia sudah mencapai usia 1 tahun. Kemudian perlu dilakukan check up 6 bulan sekali untuk mencegah adanya gigi berlubang atau masalah lainnya. Meskipun banyak jasa dokter gigi yang mudah diakses oleh anak, orangtua dan pengasuh berperan penting untuk mengajak anak ke dokter gigi. Oleh sebab itu, Divaris sangat menyarankan orangtua dan pengasuh tidak menunggu masalah pada gigi anak memburuk dulu untuk pergi ke dokter gigi.
(Sagar/DT/dok.FreedigitalPhotos)