Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Sebuah survei dari SEANUTS (South East Asia Nutrition Survey) di Indonesia menghasilkan beberapa penemuan penting mengenai pengaruh zat gizi terhadap tumbuh-kembang anak. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa anak-anak Indonesia masih mengalami stunting (tubuh pendek), kekurangan vitamin D, dan kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan di luar ruangan.
“Untuk membentuk generasi muda di Indonesia yang cerdas, banyak faktor yang harus diperhatikan, diantaranya status gizi dan kesehatan. “Salah satu caranya dengan menerapkan kebiasaan makan yang baik dan berolahraga rutin sejak dini kepada anak-anak. Hal ini memerlukan dukungan orangtua, sekolah, dan masyarakat,” ungkap Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim, M.S., Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan. Setelah melewati periode emas, pemenuhan gizi dan energi anak di usia pra-sekolah dapat mengoptimalkan pertumbuhan fisik yang cepat (growth spurt), dan kinerja otak untuk proses pembelajaran anak, serta untuk aktivitas fisik yang tinggi.
Menurut Prof. dr. Fasli Jalal Ph.D, SpGK, Pakar Gizi dan Guru Besar Universitas Andalas, kebutuhan gizi anak usia pra-sekolah (4-6 tahun) sebesar 1.600 kalori, dan anak usia sekolah dasar (7-12 tahun) berkisar antara 1.800 – 2.200 kalori. “Anak perlu mendapat asupan zat gizi makro dan zat gizi mikro dari beragam makanan bergizi, dengan dibiasakan sarapan setiap pagi, memilih jajanan yang sehat, dan minum susu setiap hari,” jelas Prof. Fasli. Fungsi zat gizi sendiri adalah untuk memperlancar metabolisme tubuh, meningkatkan tumbuh-kembang anak, meningkatkan imunitas, regenerasi sel otak, dan membantu anak untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut, Anda perlu memperhatikan asupan sumber makanan Si Kecil, seperti protein yang didapat dari ayam, ikan, dan daging sapi, karbohidrat dari nasi dan kentang, lemak dari jeroan atau daging kambing, vitamin dari buah-buahan, mineral dari sayuran dan susu, serta air putih. Masing-masing asupan pun harus seimbang setiap harinya, tidak kurang atau pun berlebihan.
Profesor Fasli juga menegaskan, pemenuhan gizi tidak hanya diperhatikan mulai usia pra-sekolah, tapi sejak 1.000 hari pertama kehidupan, gizi harus dipenuhi dengan baik. “Sejak hamil, pertumbuhan sel otak pada janin sudah harus dimaksimalkan. Siapkan diri Anda sebelum dan pada awal masa kehamilan dengan gizi yang tepat,” lanjut Prof. Fasli.
(Aulia/dok.M&B)