FAMILY & LIFESTYLE

Mengajarkan Makna Kematian


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Tanya

“Ketika kakeknya meninggal, saya kebingungan menjelaskan makna kematian kepada Defnis. Bagaimana cara yang bijak untuk mengatakannya?”
(Candace Kusumawardani, 32, ibu dari Defnis Eskulapius, 2)

Jawab

Pergi Ke Surga
“Rayyan pertama kali menanyakan arti kematian kepada saya, ketika ada tetangga yang meninggal. Saya pun berusaha menjelaskan maknanya dengan kalimat sederhana, supaya ia mengerti. Saya katakan bahwa tetangga kami itu sudah lama sakit. Lalu, karena ia tak kuat lagi menahan rasa sakitnya, Tuhan kasihan dan mengajaknya pergi ke surga. Dengan begitu, rasa sakitnya hilang dan ia bisa hidup bahagia di sana. Rayyan pun bisa mengerti penjelasan saya dengan baik.”
(Rifda Amalia, 32 thn, ibu dari Rayyan, 3 tahun 10 bulan)

Ajak ke Pemakaman
“Saat Christ berumur 2 tahun, sepupunya meninggal. Kalau kebanyakan ibu 'menyembunyikan' kematian kepada anaknya yang masih balita, saya justru memilih mengajak Christ mengikuti seluruh prosesi untuk mengantar kepergian sepupunya, hingga ke pemakaman. Saya juga menjelaskan bahwa ia tidak bisa lagi bertemu sepupunya yang sudah pergi ke surga dan hidup bersama Tuhan. Kini, di usianya yang baru 4 tahun, Christ sudah mengerti apa itu kematian.”
(Elizabeth M. Flohr, 35, ibu dari Christ Timothy, 4)

Ekspresikan Perasaan
“Saat menyampaikan berita duka pada Si Kecil, jangan pernah sembunyikan perasaan Anda kepadanya, agar ia juga bisa belajar menunjukkan ekspresi secara normal dan alamiah. Selain itu, biarkan Si Kecil memperoleh info sesuai dengan kesiapannya dan mengumpulkan informasi secara perlahan dalam memahami konsep kematian.”
(Eka, 25, ibu dari Afifah Ekawinata, 1)

Tidak Bisa Kembali Lagi
“Saya menjelaskan makna kematian pertama kali kepada Kayla, ketika adiknya yang lahir prematur meninggal dunia. Saat adiknya dibawa pulang untuk dimakamkan, Kayla melonjak kegirangan. Namun ayahnya pelan-pelan menjelaskan kalau adik memang sudah lahir, tapi ia pergi dijemput Tuhan dan diajak ke surga. Kayla pun menangis dan ingin ikut ke surga. Kami jelaskan lagi bahwa adik harusnya masih di perut mama, tapi ia lahir terlalu cepat. Tubuhnya kecil dan belum kuat seperti kakak, hingga harus pergi ke surga dan tidak bisa kembali lagi. Syukurlah, Kayla mau mengerti.”
(Yheri Dita Meinar, 31, ibu dari Kayla Diva Aditama, 5)

Jangan Berbohong
“Cobalah untuk menjelaskan konsep kematian dengan cara yang mudah agar Si Kecil bisa memahaminya. Misalnya, saat adiknya meninggal, katakan padanya adik sakit dan tak bisa disembuhkan. Ia harus pergi ke surga dan hidup tenang di sana. Jelaskan pula bahwa semua makhluk di dunia pasti akan mengalami kematian. Jangan mengelak atau berbohong, karena hanya akan menyebabkan masalah nantinya. Anda pun harus bisa membantu anak keluar dari rasa duka dan menjelaskan bahwa masih ada teman, serta keluarga yang selalu bisa menjadi sumber kekuatannya.”
(Nonce Stella Nelwan, 33, ibu dari Rachell Haura Zahra, 10, dan Qaisarah Alea Azmi, 6 bulan)

(SA/Aulia/DT/dok.freedigitalphotos)