Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Ibu hamil pasti tahu: Segala nutrisi yang Anda makan akan masuk juga ke tubuh janin di dalam perut Anda. Segala nutrisi, oksigen, hormon, darah, akan disalurkan dari ibu ke janin melalui plasenta. Organ yang sering disebut ari-ari ini adalah penghubung ibu dan janin, perannya sangat penting bagi kelangsungan Si Kecil selama kurang lebih 40 minggu di dalam kandungan.
Nama plasenta pasti sudah banyak yang tahu, tapi tahukah Anda kalau plasenta bisa ‘putus’ jika kurang nutrisi atau oksigen? Nah, masih banyak lagi fakta menarik seputar plasenta yang mungkin belum Moms ketahui. Untuk itu, yuk kenalan dengan plasenta si penghubung ibu hamil dan janin!
1. Sudah terbentuk sejak awal kehamilan
Plasenta sudah terbentuk sejak awal kehamilan, tepatnya sekitar 7-10 hari setelah pembuahan. Di saat ini mungkin Moms bahkan belum sadar kalau Anda sedang hamil. Nah, ketika kehamilan berusia 3 minggu, folikel yang ada di indung telur pun akan meluruh, hingga kemudian plasenta mulai menghasilkan hormon-hormon kehamilan dan mengalirkan nutrisi juga oksigen untuk janin.
2. Produsen hormon kehamilan
Moms pasti sudah tahu kalau nutrisi dan oksigen adalah hal utama yang dialirkan plasenta. Selain itu, organ ini juga memproduksi hormon-hormon kehamilan yang diperlukan untuk menjaga tumbuh kembang janin. Contoh hormon yang dihasilkan di plasenta antara lain hormon estrogen, progesteron, dan hCG atau human chorionic gonadotropin.
3. Ukuran plasenta bertambah besar
Makin besar ukuran janin, maka ukuran plasenta pun akan ikut membesar. Plasenta akan membesar seiring bertambah besarnya kebutuhan janin akan nutrisi dan oksigen dari waktu ke waktu. Makin membesar ukuran janin, maka plasenta pun ikut membesar dan nutrisi serta oksigen yang dialirkan ke janin bisa lebih banyak. Plasenta mungkin sudah terbentuk sempurna di usia kehamilan 18 minggu.
4. Berfungsi sebagai paru-paru dan ginjal
Selain mengirimkan oksigen, plasenta juga bertugas untuk mengeluarkan karbon dioksida dari tubuh janin. Fungsinya mirip seperti paru-paru bagi janin selama ia masih berada di perut Moms. Enggak cuma jadi paru-paru, plasenta pun berperan seperti ginjal yang menyaring segala yang masuk dan keluar dari dan ke tubuh janin. Multifungsi ya, Moms!
5. Mengirim antibodi
Selain mengirim nutrisi, plasenta juga punya fungsi penting dalam menjaga kesehatan janin. Plasenta bertugas untuk mengirimkan antibodi yang diambil dari tubuh bumil, kemudian dialirkan ke tubuh janin. Fungsi penting dalam mengirimkan kekebalan tubuh alami ini sudah berjalan sejak awal kehamilan agar janin sehat terus, Moms.
6. Dua janin, dua plasenta
Plasenta penting bagi janin, tetapi jangan kira anak kembar harus berebut nutrisi dari plasenta yang sama ya, Moms. Tubuh bumil telah didesain begitu baiknya, sehingga ketika ia mengandung anak kembar, jumlah plasenta yang ada pun akan sama banyaknya. Sayangnya, tetap ada kemungkinan kondisi bayi kembar hanya memiliki satu plasenta, dan kondisi ini disebut dengan TTTS atau twin to twin transfusion syndrome.
7. Saluran pembuangan
Bukan cuma saluran masuknya “bahan bakar” yang jadi modal tumbuh kembang janin, plasenta juga berfungsi sebagai saluran pembuangan yang membuang zat sisa metabolisme tubuh janin. Zat ini kemudian mengalir ke aliran darah bumil dan akan keluar dengan sisa metabolisme bumil.
8. Pelindung infeksi
Plasenta punya banyak tugas, termasuk melindungi janin dari risiko infeksi. Jika tubuh bumil mungkin masuk bakteri, maka plasenta akan berperan sebagai penghalang bagi bakteri yang hendak masuk menginfeksi janin. Dengan hadirnya plasenta, janin jadi tidak mudah terinfeksi karena tertular bakteri yang masuk ke tubuh bumil.
9. Banyak risiko yang mengancam plasenta
Banyak fungsinya, banyak pula ancaman yang bisa menyerang plasenta. Beberapa masalah yang mungkin terjadi pada plasenta adalah:
- Plasenta previa: Pleasant menutupi mulut rahim, sehingga perdarahan hebat bisa terjadi.
- Plasenta akreta: Jaringan plasenta tumbuh terlalu dalam memasuki dinding rahim.
- Abruptio plasenta: Plasenta terlepas sebagian atau seluruhnya dari dinding rahim.
- Insufisiensi plasenta: Plasenta tidak berkembang sempurna atau tidak berfungsi dengan baik.
- Retensi plasenta: Plasenta menempel terlalu kuat ke dinding rahim sehingga tidak bisa dikeluarkan setelah melahirkan.
10. Organ temporer
Plasenta sebagai organ penting sepanjang masa kehamilan ini bersifat temporer atau sementara. Begitu Moms melahirkan, organ ini sudah tidak berguna lagi, sehingga tubuh akan meluruhkan plasenta setelah melahirkan. Begitu plasenta sudah “dilahirkan” maka akan memicu reaksi hormonal tubuh untuk menghasilkan ASI dan menyiapkan tubuh Anda untuk menyusui.
Jadi, enggak heran kalau orang Indonesia sering mengubur plasenta atau ari-ari setelah janin lahir, tentu karena jasanya yang besar selama janin belajar bertahan hidup di dalam rahim Anda, Moms. (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Freepik)