Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Sebuah studi memperingatkan bahwa wanita yang hamil di atas usia 40 tahun, tiga kali lipat lebih membutuhkan persalinan caesar. Mereka juga lebih mungkin mengalami intervensi saat masa persalinan, misalnya melakukan proses epidural, dibandingkan dengan para wanita usia sekitar 20 tahun. Penemuan ini dilakukan setelah spesialis-spesialis asal Inggris mengemukakan wanita yang menunda memiliki anak sampai usia 30-40 tahun akan sulit menjadi seorang ibu sebab persalinan yang dilakukan sangat berisiko dan infertilitas pun meningkat.
Studi ini dilakukan pada hampir 170.000 wanita yang berisiko rendah memiliki anak dan dinilai memiliki tingkat komplikasi yang lebih sedikit. Hasilnya, para ilmuwan dari Norwegia menemukan usia lanjut adalah faktor kunci dalam memprediksi tingkat operasi darurat serta prosedur lainnya, seperti menggunakan alat bantu forcep atau ventouse ketika persalinan. Di Inggris dan Wales, ibu hamil yang berusia lebih dari 40 tahun 22,4 persennya melakukan operasi caesar dan 24 persen membutuhkan bantuan alat saat melahirkan. Jika dibandingkan dengan ibu hamil usia 20-24 tahun, yang melakukan persalinan secara caesar hanya 6,7 persen dan yang menggunakan bantuan alat sekitar 13 persen. Sedangkan persentase persalinan caesar dan penggunaan bantuan alat pada ibu hamil usia 25-29 tahun yaitu sebesar 8,4 persen dan 16,2 persen.
Dilansir dari Dailymail, Cathy Warwick selaku pimpinan eksekutif dari Royal College of Midwives, menjelaskan, "Kita tahu angka wanita yang memiliki bayi di usia lanjut meningkat setiap tahun. Misalnya di Inggris dan Wales, wanita yang hamil di usia 40 tahun atau lebih mengalami peningkatan selama tiga tahun terakhir. Penemuan ini sangat bermanfaat bagi ibu hamil yang berusia lanjut serta paramedis untuk memutuskan metode persalinan yang optimal.” (Sagar/DT/Dok. Dailymail UK)