Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Pada beberapa waktu terkahir, virus Ebola memicu kekhawatiran masyarakat. Wabah mematikan ini kabarnya menyebar dari Afrika Barat ke daerah dan benua lainnya. Wabah ini ditemukan hanya beberapa kasus saja di Guinea pada Maret lalu. Namun, jumlah kasus tersebut terus berkembang menjadi 909 kasus yang terkonfirmasi. Selain itu, World Health Organization (WHO) mengungkap ada 414 kasus lainnya dicurigai terjadi di Guinea, dan menyebar hingga ke Sierra Leoneda, Liberia, dan Nigeria.
Dikutip dari CNN, pada Juli lalu WHO melaporkan bahwa dari 1.323 orang yang dikonfirmasi terinfeksi wabah, sekitar 729 orang telah meninggal dunia. “Perkembangan virus ini benar-benar tidak terkendali, dan situasi terus memburuk. Bahkan, ada banyak tempat yang sudah terinfeksi, tetapi kita tidak mengetahuinya,” ungkap Bart Janssens, direktur operasi Médecins Sans Frontières, seperti dilansir sumber.
Virus mematikan Ebola, menyebabkan pendarahan di dalam dan di luar tubuh. Virus ini menyebar melalui tubuh, dan merusak sistem kekebalan tubuh serta organ. Penyebaran virus juga menyebabkan sel pembekuan darah menurun, sehingga perdarahan tak terkendali, dan membunuh sekitar 90% orang yang terinfeksi virus.
Ebola menyebar melalui kontak dengan kulit atau cairan tubuh dari hewan yang terinfeksi, seperti monyet, simpanse, atau kelelawar buah. Mereka yang merawat pengidap virus ini juga tidak menutup kemungkinan untuk tertular virus. Selain dari beberapa hewan di atas, Ebola juga bisa menyebar melalui jarum suntik yang terkontaminasi. Namun, dilansir dari sumber Web MD, Ebola tidak menyebar melalui udara, air, atau makanan. (Aulia/DT/dok.Daily Mail)
BACA JUGA: Gejala Virus Ebola