BUMP TO BIRTH

Ini Alasan Ibu Hamil dan Bayi Perlu Penanganan dari Dokter Perinatologi


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Selama menjalani masa kehamilan, mungkin saja ada kondisi medis tertentu yang memungkinkan Moms untuk dirujuk dan melakukan konsultasi dengan dokter perinatologi.

Dokter perinatologi sendiri merupakan dokter spesialis yang menangani kehamilan berisiko tinggi. Selain menangani bumil yang mengalami masalah kesehatan yang bisa berpengaruh terhadap calon ibu dan bayi, dokter perinatologi juga menangani bayi baru lahir yang mengalami masalah medis.

Kondisi medis tertentu yang ada sebelum dan selama kehamilan bisa berisiko bagi kesehatan dan keselamatan bumil dan bayi, atau sering disebut dengan kehamilan berisiko tinggi. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan Moms memiliki kehamilan berisiko tinggi, antara lain:

1. Usia

Kehamilan di usia remaja dan juga di atas usia 35 tahun bisa dianggap sebagai kehamilan berisiko tinggi. Pasalnya, hamil di usia terlalu muda atau terlalu tua bisa meningkatkan risiko preeklampsia, kelahiran prematur, berat badan bayi lahir rendah, dan perdarahan persalinan, yang bisa berisiko terhadap kematian bumil dan bayi.

2. Kehamilan kembar

Salah satu alasan kehamilan bayi kembar dianggap lebih berisiko daripada kehamilan tunggal karena 50 persen di antaranya melahirkan secara prematur. Bahkan, kehamilan kembar juga berisiko menyebabkan berat badan bayi lahir rendah dan janin dengan gangguan pertumbuhan.

Proses persalinan pada kehamilan kembar juga dianggap lebih berisiko. Jadi, umumnya dilakukan antisipasi perdarahan post partum mengingat volume rahim pada kehamilan kembar lebih besar dibandingkan kehamilan tunggal sehingga meningkatkan faktor risiko setelah persalinan.

Namun, Moms tidak perlu terlalu khawatir dengan kehamilan kembar, karena dengan melakukan kontrol kehamilan yang rutin ke dokter spesialis kandungan dan perinatologi, hal tersebut bisa mengurangi risiko pada kehamilan kembar.

3. Obesitas

Penelitian telah menunjukkan bahwa wanita obesitas mengalami penurunan sensitivitas insulin yang lebih besar selama kehamilan daripada wanita dengan berat badan normal. Inilah yang bisa meningkatkan risiko diabetes gestasional, preeklampsia, hipertensi gestasional, makrosomia, dan bayi meninggal di dalam kandungan.

Itulah sebabnya bumil yang mengalami obesitas bisa dikatakan memiliki kehamilan berisiko tinggi yang membutuhkan perawatan dan pemantauan khusus dari dokter kandungan dan perinatologi.

4. Kondisi kesehatan tertentu

Kehamilan berisiko tinggi juga bisa terjadi karena adanya beberapa kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, lupus, dan ​​depresi, yang bisa menyebabkan bumil dikategorikan memiliki kehamilan berisiko tinggi.

Jika tidak terkontrol dan terus dibiarkan, terutama selama masa kehamilan, hal tersebut bisa sangat membahayakan bumil dan bayi di dalam kandungan, seperti berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur, bahkan keguguran.

5. Cedera saat hamil

Bumil yang mengalami cedera selama kehamilan juga bisa dikatakan memiliki kehamilan berisiko tinggi dan perlu mendapatkan perawatan serta pemantauan khusus dari dokter spesialis kandungan dan perinatologi. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya masalah pada bumil dan bayi di dalam kandungan.

6. Kecanduan

Kecanduan atau ketergantungan terharap rokok, alkohol, atau konsumsi obat-obatan terlarang bisa meningkatkan risiko pada kehamilan, misalnya menyebabkan cacat lahir dan cacat perkembangan yang dikenal sebagai fetal alcohol spectrum disorders. Itu juga bisa meningkatkan risiko kehamilan lainnya, seperti kelahiran prematur, keguguran, dan lahir mati.

7. Faktor lainnya

Bumil juga sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter kandungan dan perinatologi jika memiliki riwayat masalah medis lainnya, seperti pernah keguguran di kehamilan sebelumnya, pernah mengidap gangguan makan, operasi mulut rahim, dan perdarahan ekstrem.

Apa saja peran dokter perinatologi?

Seperti yang sudah dijelaskan, dokter perinatologi adalah dokter spesialis yang khusus menangani masalah kehamilan berisiko tinggi. Dokter perinatologi biasanya bekerja di ruangan khusus, yaitu Neo Intensive Care Unit (NICU).

Dokter ini dikenal juga dengan spesialis pengobatan ibu dan janin, yang akan memastikan keselamatan Moms dan bayi sebelum dan selama kehamilan maupun setelah kelahiran.

Dokter perinatologi biasanya akan melakukan pengawasan dan tes yang lebih lanjut pada bumil yang punya kehamilan berisiko tinggi, seperti:

  • Melakukan pemeriksaan ultrasound yang sangat mendetail
  • Melakukan tes kelainan atau cacat lahir
  • Melakukan tes darah janin.

Dari hasil tes tersebut, dokter perinatologi bisa memberikan informasi yang lebih rinci tentang kehamilan Anda dan pengaruhnya terhadap kandungan.

Setelah proses melahirkan, bayi dengan beberapa kondisi tertentu juga mungkin akan memerlukan perawatan khusus oleh dokter perinatologi, di antaranya:

  • Gangguan pernapasan dan sistem pencernaan
  • Hipotermia atau penurunan suhu tubuh secara drastis
  • Hipoglikemia atau gula darah rendah
  • Bayi kuning
  • Adanya infeksi bakteri atau virus
  • Cacat bawaan dan penyakit akibat kelainan genetik yang diturunkan.

Adapun perawatan dan penanganan yang bisa diberikan kepada bayi dengan kondisi kesehatan tertentu, antara lain:

  • Penggunaan inkubator
  • Ventilator
  • Terapi cahaya.

Itulah beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang kehamilan berisiko tinggi yang perlu mendapatkan perawatan dan pemantauan khusus dari dokter perinatologi. Yang penting diingat, rutinlah melakukan kontrol kehamilan agar kondisi kesehatan Anda dan bayi selalu bisa dipantau, Moms. (M&B/Calvin/SW/ZA/Foto: Valuavitaly/Freepik)