Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Prank atau perbuatan iseng menjahili orang lain sepertinya masih menjadi tren di kalangan anak zaman now. Niat hati mungkin hanya bercanda, tapi dampaknya bisa fatal, seperti yang terjadi pada Puteri Rafasya (12), artis cilik asal Malaysia.
Puteri diketahui menjadi korban prank tarik kursi pada 22 Februari 2023 lalu. Akibatnya sangat fatal, Puteri sampai lumpuh dan menghabiskan waktu berminggu-minggu di rumah sakit. Hingga berita ini diterbitkan, kondisi Puteri pun masih belum kembali pulih seperti sedia kala.
Untuk tahu kronologi kejadian kasus prank Puteri, simak artikel di bawah ini ya, Moms.
Kronologi kasus prank Puteri
Semua ini berawal pada 22 Februari 2023. Puteri saat itu sedang shooting film drama terbarunya yang berjudul Jaga Aku Selamanya di Selangor, Malaysia. Di tengah istirahat shooting film besutan TV 3 Malaysia itu, Puteri hendak duduk di sebuah kursi. Namun sayang, seorang temannya melakukan prank dengan menarik kursi tersebut. Pelaku diduga anak perempuan yang berusia lebih muda dari Puteri.
Setelah kursi ditarik, Puteri pun langsung jatuh terduduk di lantai dan area punggungnya terbentur kaki tripod yang terbuat dari besi. Prank yang awalnya hanya bercanda untuk mengundang gelak tawa, seketika berubah jadi petaka. Puteri merasakan nyeri hebat yang membuatnya sulit menggerakkan tubuh bagian bawah. Tak pikir panjang, Puteri pun segera dilarikan ke Hospital Kuala Lumpur (HKL).
Dalam unggahan di akun Instagram @puterirafasya1, disebutkan dalam caption bahwa Puteri mengalami cedera parah di area pinggul dan pinggang. Ia bahkan terpaksa memakai popok karena mengalami inkontinensia atau tidak bisa mengontrol buang air kecil dan besar. Dokter menyebutkan bahwa Puteri tidak boleh berjalan dan duduk seperti biasa. Tim dokter bahkan menempatkan Puteri di zona kuning (high risk zone) di HKL.
Setelah 12 hari dirawat di HKL, Puteri diperbolehkan pulang ke rumah, tapi belum boleh berdiri dan berjalan. Duduk pun hanya boleh maksimal 1 jam dengan alas bantal di bawah dan belakang agar posisi duduknya miring ke kiri atau kanan.
Dilarikan ke rumah sakit lagi
Di hari ke-17 sejak kejadian prank, tepatnya 10 Maret 2023, Puteri kembali harus dilarikan ke rumah sakit HKL jam 3 pagi menggunakan ambulans. Saat itu Puteri mengalami kebas di bagian kaki dan buang air kecil tanpa sadar. Setelah tim dokter HKL memeriksa dengan teliti, Puteri dirujuk ke Hospital Tunku Azizah (HTA) pada jam 10 pagi.
Di HTA, Puteri mendapatkan perawatan intensif dan fisioterapi. “Alhamdulillah, gambar Puteri sedang membuat sesi fisio. Puteri sudah boleh berdiri dan berjalan dengan bantuan tongkat. Sakit juga sudah makin berkurangan. Puteri juga sudah tidak lagi memakai pampers,” tulis caption yang diunggah di Instagram @puterirafasya1.
Siap menempuh jalur hukum
Kondisi Puteri semakin hari semakin baik, walau belum pulih sempurna. Sayangnya, keluarga Puteri sangat menyesalkan pihak pelaku yang menurut Fatin Aliza Salimi (ibu Puteri) seperti lepas tanggung jawab.
Fatin dan orang tua pelaku sudah pernah bertemu pada 13 Maret 2023, turut hadir perwakilan tim produksi dan perwakilan Persatuan Seniman Malaysia sebagai penengah kasus ini.
Orang tua pelaku meminta maaf di kesempatan tersebut, Fatin pun beritikad baik dengan tidak mengekspos kasus ini dan khususnya tidak menyebutkan identitas pelaku. Namun sayang, keluarga pelaku tidak menunjukkan tanggung jawab lebih lanjut.
“Sampai sekarang, seminggu setelah itu, orang tuanya belum menjenguk anak saya yang sudah delapan hari dirawat di rumah sakit. Saya tidak mendapatkan chat, WhatsApp atau telepon dari mereka,” ujar Fatin seperti dilansir Channel News Asia.
"Apa yang mereka pikirkan? Setelah minta maaf, lalu pergi begitu saja? Saya tidak bilang telah menerima maaf mereka. Itu tidak pernah terjadi. Saya hanya mendengarkan karena terlalu emosional untuk bicara. Saya bahkan tidak tahan melihat wajah mereka."
Untuk mencari keadilan, Fatin mengaku sudah menyewa pengacara dan siap menempuh jalur hukum. Ia sedang menunggu laporan medis putrinya secara lengkap, baru kemudian hendak melayangkan gugatan atas tindak prank dan sikap lepas tanggung jawab.
Say no to prank! Agar kejadian serupa tidak terjadi lagi, yuk, ajarkan Si Kecil akan bahaya prank. Jangan sampai niat bercanda berubah jadi petaka. (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Instagram @puterirafasya1)