FAMILY & LIFESTYLE

Ini yang Terjadi pada Vagina saat Anda Lama Tak Bercinta


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Selain memberikan kenikmatan, bercinta juga punya sederet manfaat baik buat tubuh Anda. Berhubungan intim bisa membantu membuat tubuh jadi sehat. Mengutip WebMD, seks bisa membantu menjaga sistem kekebalan tubuh, menurunkan tekanan darah, mengurangi risiko serangan jantung, membuat tidur lebih nyenyak, dan meredakan stres.

Namun, setelah lama menikah dan punya anak, sebagian pasangan mungkin jadi jarang berhubungan intim karena berbagai alasan, misalnya kesibukan bekerja atau lelah akibat mengurus anak dan rumah. Selain itu, Ada juga alasan suami dan istri tidak bisa bercinta untuk periode yang cukup lama, mulai dari hubungan jarak jauh hingga mengalami sakit kronis.

Lantas bagaimana jika Anda berhenti bercinta dalam kurun waktu yang cukup lama? Hal ini juga bisa memberikan dampak. Dilansir dari Medical News Today, terlalu lama tidak berhubungan intim bisa menimbulkan kecemasan, stres, menurunnya sistem kekebalan tubuh, sampai memengaruhi keharmonisan rumah tangga.

Sementara dari segi fisik, buat wanita, lama tidak berhubungan intim juga bisa berdampak pada vagina. Nah, beberapa hal berikut ini mungkin akan terjadi pada vagina saat Anda tidak bercinta untuk periode yang lama.

1. Terasa “menyempit”

Setelah lama tak bercinta, vagina Anda mungkin akan terasa lebih sempit saat terjadi penetrasi. Namun, sesungguhnya hal tersebut lebih disebabkan Anda merasa tegang atau kurangnya rangsangan sehingga lubrikasi tidak maksimal.

Untuk mengatasinya, Anda dan pasangan sebaiknya tak terburu-buru saat kembali berhubungan seks. Selain itu, jangan menaruh ekspektasi terlalu tinggi. Seperti halnya mengendarai mobil, Anda juga butuh waktu untuk kembali menyesuaikan diri dan mendapatkan “feel-nya” setelah lama tak melakukan hal tersebut.

2. Muncul rasa nyeri

Seperti saat baru pertama kali bercinta, kembali berhubungan seks setelah sekian lama tidak melakukannya bisa menimbulkan rasa tidak nyaman atau bahkan muncul rasa nyeri.

“Kondisi ini bisa terjadi karena otot-otot Anda tak terbiasa digunakan untuk bercinta. Kondisi ini bisa bertambah parah jika Anda sebelumnya mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan, seperti putusnya hubungan secara tidak baik-baik,” jelas dr. Brett Worly MD, spesialis obgyn di Ohio State University Wexner Medical Center, seperti dilansir situs Women’s Health Australia.

“Faktanya, masalah psikologis yang membebani pikiran seseorang juga bisa menimbulkan rasa sakit,” imbuh Worly. Untuk itu, Worly menyarankan agar pasangan perlahan-lahan saat mulai kembali bercinta. Jika Moms memiliki trauma, sebaiknya selesaikan dulu masalah psikis tersebut karena hal tersebut bisa berpengaruh terhadap keberhasilan saat berhubungan seks.

3. Kehilangan gairah bercinta

Saat Anda lama tidak berhubungan seks dan merasakan orgasme, maka tubuh Anda akan berhenti untuk menginginkannya. Jadi, jangan heran, saat Anda kembali bercinta, maka diperlukan waktu lebih lama untuk memunculkan gairah seks. Namun, jangan khawatir, foreplay yang cukup serta rangsangan di titik yang tepat akan bisa membantu Anda mendapatkan kembali gairah tersebut.

4. Sulit merasakan orgasme

Selain merasa tak nyaman, Anda juga mungkin akan lama atau bahkan tidak bisa mencapai orgasme saat kembali bercinta. Hal itu dikarenakan salah satu bagian otak, yaitu lateral orbitofrontal cortex, tidak lagi bereaksi terhadap rangsangan orgasme. Oleh sebab itu, perlu rangsangan ekstra agar Moms bisa merasakan orgasme setelah sekian lama tidak berhubungan seks.

5. Atrofi vagina

Atrofi vagina adalah kondisi ketika dinding vagina menipis dan meradang. Atrofi vagina bisa memicu sejumlah keluhan, seperti vagina kering dan munculnya rasa tak nyaman atau perih pada vagina.

Pada umumnya, atrofi vagina dialami oleh wanita yang sudah memasuki masa menopause. Akan tetapi, kondisi ini juga bisa dialami wanita yang lama tidak berhubungan seks. Saat tidak bercinta, produksi hormon estrogen akan berkurang, lalu dinding vagina akan jadi lebih tipis, kering, dan kurang elastis. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)