TOODLER

Mengenal Growing Pain, Rasa Nyeri pada Kaki Anak


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Moms, pernah enggak sih Si Kecil mengeluhkan rasa sakit atau nyeri pada bagian kakinya? Ketika tahu kakinya sakit, mungkin Anda langsung khawatir ya, apalagi bila Anda tahu bahwa ia sedang tidak mengalami cedera tetapi mengeluhkan rasa nyeri. Nah, bisa jadi anak Anda sedang mengalami yang disebut dengan istilah growing pain.

Growing pain merupakan kondisi kram, nyeri atau sakit pada anggota tubuh anak, tepatnya di bagian kaki. Ketika anak melakukan aktivitas berlebihan yang melibatkan bagian kakinya di siang hari, ini bisa meningkatkan risiko growing pain pada Si Kecil di malam hari.

Baik anak laki-laki maupun anak perempuan bisa mengalami growing pain. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), growing pain lebih banyak ditemukan pada anak usia prasekolah (3-4 tahun) dan usia sekolah (8-12 tahun). Namun, Moms tidak perlu khawatir, growing pain ini bisa menghilang seiring Si Kecil beranjak remaja.

Apa sih penyebab growing pain pada anak?

Penyebab growing pain belum diketahui secara pasti. Meski growing pain bisa diartikan sebagai nyeri pertumbuhan, tapi nyeri yang dirasakan Si Kecil tersebut tidak ada kaitannya dengan pertumbuhan atau percepatan pertumbuhan.

Melansir laman WebMD, rasa sakit dari growing pain berasal dari nyeri otot karena aktivitas masa kanak-kanak yang intens yang bisa membuat otot anak lelah. Aktivitas tersebut bisa berupa berlari, melompat, memanjat, atau ketika seorang anak melakukan olahraga seharian penuh.

Bagaimana gejala growing pain?

Growing pain biasanya menyebabkan rasa sakit atau berdenyut pada bagian kaki meliputi bagian depan paha, betis, tungkai kaki bawah, atau belakang lutut. Bahkan rasa nyeri akibat growing pain bisa terjadi pada kedua kaki anak.

Ketika sedang mengalami growing pain, beberapa anak mungkin juga akan mengalami sakit perut atau sakit kepala. Nyeri yang dirasakan tidak terjadi setiap hari, melainkan sifatnya datang dan pergi.

Growing pains juga lebih sering dirasakan di sore atau malam hari dan menghilang di pagi harinya. Terkadang rasa sakit yang ditimbulkan akibat growing pain sampai bisa membangunkan seorang anak di tengah malam.

Bagaimana mengatasi growing pain pada anak?

Tidak ada penanganan khusus yang harus diberikan untuk mengatasi growing pain yang dialami anak. Dokter mungkin akan menyarankan Moms untuk membantu Si Kecil mengatasi rasa sakitnya dengan cara:

  • Memijat lembut area yang sakit
  • Meregangkan otot di area yang nyeri
  • Menempatkan bantal pemanas di atas area yang sakit
  • Memberikan obat nyeri ringan yang dijual bebas, seperti ibuprofen atau parasetamol
  • Meningkatkan aktivitas fisik
  • Memperkuat hipermobilitas dengan terapi fisik.

Namun, bila cara-cara di atas tidak bisa membantu meringankan rasa nyeri yang dialami Si Kecil, atau ketika anak Anda menunjukkan gejala seperti masih merasakan growing pain di pagi hari, kondisi anak cukup parah hingga mengganggu aktivitasnya, mengeluhkan sakit di persendian atau akibat cedera, maupun menampakkan gejala lain seperti bengkak, kemerahan, demam, pincang, ruam, kehilangan nafsu makan, lemah atau lelah, sebaiknya Moms segera periksakan kondisi Si Kecil ke dokter, ya. (M&B/Vonda Nabilla/SW/Foto: Freepic.diller/Freepik)