FAMILY & LIFESTYLE

Ini Penyebab BAB Berdarah yang Perlu Anda Tahu


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


BAB (buang air besar) berdarah! Duh, kondisi ini pasti bikin kita panik, ya. Sesungguhnya apa sih yang menyebabkan Anda mengalami BAB berdarah?

BAB berdarah adalah kondisi ketika terdapat darah dalam feses. Meski tak selalu mengindikasikan masalah kesehatan yang serius, BAB berdarah tetap perlu mendapat perhatian dan penanganan khusus. Pada umumnya, BAB berdarah disebabkan oleh adanya perdarahan di saluran pencernaan, seperti wasir atau radang usus.

Pada kondisi yang lebih parah, BAB berdarah juga bisa disertai gejala lain, mulai dari muntah darah, nyeri pada perut, mudah lelah, pusing, hingga pingsan. Oleh sebab itu, BAB berdarah tidak boleh dipandang sebelah mata dan perlu segera mendapat penanganan agar tidak berakibat fatal.

Penyebab BAB berdarah

Seperti dilansir laman Alodokter, BAB berdarah bisa dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu hematochezia dan melena.

1. Hematochezia disebabkan oleh perdarahan pada saluran pencernaan bagian bawah, terutama di usus besar. Pada penderita hematochezia, darah yang keluar bersama feses akan terlihat merah. Hal ini terjadi karena perdarahan terletak di area yang tidak jauh dari dubur sehingga darah keluar dalam keadaan masih segar.

Hematochezia bisa dipicu oleh:

  • Divertikulitis: peradangan atau infeksi pada divertikula (kantong kecil tidak normal yang terbentuk di saluran pencernaan)
  • Radang usus, yaitu peradangan pada usus yang dapat merujuk pada penyakit Crohn atau kolitis ulseratif
  • Polip usus besar, yaitu pertumbuhan jaringan abnormal yang bertangkai dan berukuran kurang dari 1,5 cm
  • Tumor jinak di usus besar dan rektum yang dapat menyebabkan perdarahan
  • Kanker kolon, yaitu kanker yang tumbuh di kolon (usus besar)
  • Fisura ani, yaitu luka terbuka di saluran anus
  • Wasir (hemoroid), yaitu kondisi ketika pembuluh darah di area anus melebar dan berisiko memicu perdarahan.

2. Melena

Melena disebabkan perdarahan pada saluran pencernaan bagian atas. Berbeda dengan hematochezia, melena akan menyebabkan darah pada feses terlihat hitam dan pekat. Kondisi ini terjadi karena letak perdarahan jauh dari dubur sehingga darah mengalami kekurangan oksigen atau deoksigenasi. Bukan itu saja, darah juga bisa berubah warna menjadi hitam karena tercampur enzim dan asam lambung.

Penyebab melena, antara lain:

  • Varises esofagus, yaitu pelebaran pembuluh darah vena di area esofagus (kerongkongan)
  • Gastritis, yaitu peradangan pada lapisan pelindung di lambung
  • Esofagitis, yaitu peradangan pada lapisan kerongkongan akibat penyakit GERD
  • Tukak lambung, yaitu luka yang terbentuk di permukaan dalam dinding lambung
  • Kanker lambung
  • Sindrom Mallory-Weiss, yaitu kondisi yang ditandai dengan robekan pada jaringan di area kerongkokan yang berbatasan dengan lambung.

Faktor risiko

BAB berdarah bisa dialami siapa saja. Namun, beberapa kondisi bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan kesehatan ini, yaitu:

  • Mengalami perut kembung
  • Terlalu sering mengonsumsi minuman beralkohol
  • Mengalami sembelit atau konstipasi
  • Memiliki riwayat perdarahan pada saluran pencernaan dalam keluarga
  • Faktor usia. Orang berusia lanjut lebih berisiko mengalami BAB berdarah.

Pemeriksaan pasien BAB berdarah

Seperti telah disebutkan sebelumnya, BAB berdarah bisa berakibat fatal jika dibiarkan. Oleh sebab itu, Anda disarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter apabila mengalami BAB berdarah dalam waktu yang lama atau berulang.

Pemeriksaan pasien BAB berdarah bisa mencakup pemeriksaan fisik dan gejala yang dirasakan, endoskopi, foto rontgen, angiografi, atau laparotomi. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)