TOODLER

Tips Mengatasi Anak yang Bersikap Kasar saat Marah


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Sebagian anak menangis saat marah. Namun, tak sedikit anak yang memiliki kecenderungan bersikap kasar ketika mood-nya sedang tidak bagus. Lalu apa yang sebaiknya orang tua lakukan?

Moms mungkin pernah dibuat “tak berdaya” melihat Si Kecil berteriak, menangis, menendang, atau bahkan memukul ketika marah. Hal tersebut terjadi bukan tanpa alasan, lho! Menurut pakar parenting, Meri Wallace, balita cenderung bersikap kasar saat marah karena ia tak memiliki kemampuan untuk mengutarakan perasaannya dalam bentuk verbal atau kata-kata.

“Sebagian anak di usia balita, tidak mampu memberitahu orang tuanya apa yang salah atau apa yang mereka butuhkan,” kata Wallace, yang merupakan terapis anak dan keluarga sekaligus penulis buku Birth Order Blues, Keys to Parenting Your Four Year Old dan Secret World of Children seperti dilansir dari situs Parents. “Sebagai ganti kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan dan kebutuhan mereka dalam bentuk perbuatan. Mereka akan menangis, berteriak, melempar barang, atau bahkan menendang-nendang,” lanjutnya.

Perlu diingat, anak di usia balita masih belum memiliki kemampuan untuk mengontrol hasrat mereka. Jadi rasa frustrasi dan marah biasanya akan langsung memicu respons otomatis, seperti memukul, melempar, menendang, dan menggigit.

Baca juga: Kalimat Bijak untuk Menenangkan Anak Marah

“Pada umumnya, balita menganggap keinginan mereka adalah sesuatu hal darurat yang harus segera dipenuhi. Mereka mungkin beranggapan, jika Anda tak memberikan es krim maka mereka akan mati. Bisa dibilang, tantrum merupakan bentuk protes anak-anak karena keinginannya tak terpenuhi dan adanya rasanya tak berdaya,” jelas Wallace. Lalu bagaimana mengatasinya?

1. Hadapi kemarahan Si Kecil

Saat balita tiba-tiba mengamuk, jangan bersikap cuek atau pura-pura tidak menyadarinya. Moms bisa berkata kepadanya, “Mama tahu kamu lagi marah,” atau “Mama tahu kamu kesal karena kamu masih ingin bermain, padahal ini sudah waktunya pulang.” Dengan berkata seperti ini, Anda telah memvalidasi perasaan anak. Biarkan anak beranggapan bahwa mengungkapkan perasaannya adalah hal yang normal. Meski Anda menerima kemarahan Si Kecil, bukan berarti Anda harus menuruti keinginannya.

2. Bantu anak menggunakan kata-kata

Seperti telah disebutkan di atas, anak usia balita sering kali kesulitan untuk mengungkapkan perasaan atau keinginannya dalam bentuk kata-kata. Karena itu, Moms perlu membantu dan melatih anak untuk mengatakan apa yang diinginkannya.

Katakan kepadanya, “Saat kamu marah, coba berbicara kepada Mama dan beritahu apa penyebabnya. Dengan begitu, Mama akan lebih mengerti dan bisa membantu kamu.” Semakin sering dilatih, maka anak akan semakin mahir dalam menggunakan kata-kata saat sedang kesal atau marah. Selain itu, anak juga akan mengenali intonasi nada berbicara Moms sehingga ia juga akan lebih memahami keinginan Anda.

3. Cari solusi positif

Anak mengamuk memang bisa membuat Anda jadi senewen. Namun, selalu memberikan apa yang Si Kecil inginkan juga bukanlah solusi yang tepat. Memenuhi segala keinginan anak memang bisa menenangkannya. Di sisi lain, kebiasaan ini bisa membuat anak terbiasa merengek dan mengamuk untuk mendapatkan keinginannya.

Sebagai gantinya, Anda bisa mengalihkan anak dengan sesuatu yang lain. Misalnya, alih-alih memberikan es krim yang diinginkan Si Kecil, Anda bisa memberikannya sepotong apel. Atau misalnya, anak bersikeras ingin bermain di luar rumah saat hujan, maka Anda bisa memberikan solusi positif dengan mengajaknya bermain di dalam rumah saja.

4. Berpikir sebelum berkata

Saat anak tantrum, Anda diharapkan untuk tetap bersikap tenang. Alih-alih langsung berkata “Tidak!” Anda bisa mengajak anak berbicara soal keinginannya. Selain untuk memikirkan apakah Anda bisa memenuhi keinginan tersebut atau mencari alternatif lain, Anda juga mengalihkan amarah Si Kecil.Saat Si Kecil mulai tenang, ajak ia berdiskusi soal keinginannya. Jelaskan kenapa Anda menolak permintaannya sehingga ia mengerti.

5. Cari tempat tenang

Apabila anak mengamuk di tempat umum, Moms disarankan untuk perlahan mengajaknya ke area yang lebih tenang atau sepi. Dengan begitu, Anda akan lebih mudah untuk mengajaknya berbicara.

6. Tetapkan batasan

Anda telah memberi anak kesempatan untuk mengekspresikan emosinya. Namun ingat, jangan kebablasan ya, Moms! Tetap beri batasan kepada Si Kecil, sejauh mana ia bisa bertindak. Jangan biarkan ia menendang atau memukul orang lain ketika sedang marah. Jelaskan juga mengapa ia tidak boleh melakukan hal semacam itu. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)