FAMILY & LIFESTYLE

Mengenal Perimenopause, Masa Transisi Menopause pada Wanita

Perimenopause

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Setiap wanita akan mengalami menopause yang biasanya mulai terjadi memasuki usia 45 hingga di atas 50 tahun. Tetapi sebelum itu, ia akan mengalami perimenopause atau disebut juga sebagai masa transisi sebelum menopause.

Lantas, apa itu sebenarnya perimenopause? Dan apa saja tanda-tandanya? Kenali lebih dalam mengenai perimenopause melalui penjelasan di bawah ini.

Apa itu perimenopause?

Dikutip dari laman Mayo Clinic, perimenopause, atau disebut juga sebagai transisi menopause, adalah waktu ketika ovarium mulai memproduksi hormon estrogen secara tidak stabil, bisa lebih sedikit atau lebih banyak.

Hal ini dapat menyebabkan siklus menstruasi Anda menjadi tidak teratur—bisa memanjang, memendek, atau bahkan melewatkan beberapa periode. Artinya, tubuh Anda sedang bergerak menuju akhir dari masa reproduksi Anda.

Beberapa wanita mungkin mengalami perimenopause dalam waktu yang singkat. Namun bagi sebagian lainnya, perimenopause bisa berlangsung antara 4 sampai 7 tahun sebelum akhirnya memasuki masa menopause.

Baca juga: Manfaat Vitamin D bagi Wanita Menjelang Masa Menopause

Penyebab perimenopause

Perimenopause merupakan fase normal yang terjadi pada wanita yang disebabkan adanya ketidakstabilan hormon estrogen. Kebanyakan orang mungkin mengalami perimenopause pada usia 30-an atau selambat-lambatnya pertengahan 40 tahun. Namun bagi beberapa wanita, perimenopause bisa saja terjadi lebih awal. Berikut beberapa faktor-faktor tertentu yang dapat membuat seseorang lebih mungkin mengalami perimenopause dini, termasuk:

  • Merokok: Perimenopause bisa saja terjadi 1 hingga 2 tahun lebih awal pada wanita yang aktif merokok dibandingkan pada wanita yang tidak merokok.
  • Riwayat keluarga: Usia menopause seorang wanita umumnya tidak jauh berbeda dari keluarganya. Begitu pula dengan usia perimenopausenya, biasanya juga tidak jauh berbeda dari keluarganya.
  • Menjalani pengobatan kanker: Pengobatan untuk kanker, seperti kemoterapi dan terapi radiasi, dapat mengganggu siklus menstruasi yang bisa membuat seorang wanita mengalami perimenopause dini.
  • Histerektomi: Operasi pengangkatan rahim yang melibatkan indung telur (ovarium) bisa membuat Anda mengalami perimenopause dini.

Tanda-tanda perimenopause

Berikut ini ​​beberapa tanda-tanda perimenopause yang dialami seorang wanita:

1. Hot flashes

Berdasarkan studi yang diterbitkan dalam Journal of Women’s Health, hot flashes merupakan salah satu tanda perimenopause yang paling umum. Ketika mengalami hot flashes, Anda akan merasakan panas tiba-tiba pada area tubuh, seperti wajah, leher, dan dada, yang terkadang bisa membuat wajah memerah dan berkeringat. Tidak jarang, hal ini membuat Anda sulit mendapatkan istirahat yang cukup.

2. Menstruasi yang tidak teratur

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, produksi hormon estrogen yang lebih sedikit atau lebih banyak secara tidak stabil bisa menyebabkan periode menstruasi Anda menjadi tidak teratur—bisa memanjang, memendek, atau bahkan melewatkan beberapa periode. Ini juga bisa membuat periode menstruasi dan aliran darah Anda menjadi lebih berat.

3. Payudara jadi lebih sensitif dan lunak

Selama masa perimenopause, payudara Anda mungkin jadi lebih sensitif dan lunak, bahkan terkadang hingga terasa nyeri. Payudara sensitif dan lunak sering kali merupakan tanda adanya perubahan kadar hormon estrogen.

4. Perubahan pola tidur

Biasanya, wanita mulai mengalami perubahan pola tidur saat memasuki usia 40-an dan cenderung lebih parah ketika telah memasuki perimenopause. Studi yang dilakukan peneliti dari Stanford University School of Medicine menemukan bahwa wanita yang memasuki transisi menopause lebih mungkin mengalami gangguan tidur.

Gangguan tidur ini telah dikaitkan dengan hot flashes, perubahan hormonal, dan mood yang buruk. Studi tersebut juga menemukan bahwa makin parah hot flashes yang diderita seorang wanita, makin besar kemungkinan ia mengalami insomnia. Wanita pada masa perimenopause juga memiliki kualitas tidur yang buruk dibandingkan dengan wanita yang belum memasuki masa ini.

5. Vagina kering

Vagina kering merupakan tanda lainnya yang umum terjadi pada wanita perimenopause. Hal ini disebabkan rendahnya kadar estrogen di dalam tubuh. Pasalnya, hormon estrogen membantu menjaga kelembapan vagina dengan menghasilkan cairan tipis untuk melumasi vagina agar tetap sehat, tidak kering, dan elastis.

Kedengaran seperti hal yang sepele, tapi kurangnya kelembapan pada vagina bisa berdampak besar pada kehidupan seks Anda. Untungnya, ada beberapa perawatan untuk meredakan kekeringan pada vagina, salah satunya terapi estrogen topikal.

6. Mood yang buruk

Ketika memasuki masa perimenopause, Anda sangat mungkin mengalami perubahan mood atau suasana hati. Ini juga menyebabkan peningkatkan kecemasan sehingga tak jarang bisa berujung pada depresi. Berdasarkan penelitian dalam Journal of Affective Disorders, mood yang buruk, kecemasan, dan depresi lebih mungkin dialami wanita pada masa perimenopause.

7. Menurunkan tingkat kesuburan

Ketika ovulasi menjadi tidak teratur pada masa perimenopause, ini jelas bisa menurunkan tingkat kesuburan Anda dan membuat Anda sulit hamil. Meskipun begitu, kehamilan masih mungkin terjadi selama periode menstruasi belum sepenuhnya berakhir. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk keberhasilan program kehamilan.

8. Gairah seksual menurun

Tak jarang wanita yang memasuki masa perimenopause mengalami penurunan gairah seksual. Ini disebabkan ketidakstabilan hormon reproduksi yang membuat Anda jadi tidak bergairah untuk berhubungan seks. Akan tetapi, jika selama ini Anda memiliki kehidupan seks yang sangat memuaskan, kemungkinan gairah seksual Anda pun tidak akan menurun drastis. (M&B/Fariza Rahmadinna/SW/Foto: Andrea Piacquadio/Pexels)