Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Cantik adalah kata yang sangat identik dengan kaum perempuan, dan tak jarang dirujuk pada paras atau fisik perempuan dengan standar keindahan tertentu. Ya, respons manusia terhadap sesuatu yang mudah ditangkap mata sering membatasi konsep cantik. Padahal, cantik tak selalu soal kulit yang putih atau hidung yang mancung. Begitulah respons Cathy Sharon (39), Founder & CEO SADA by Cathy Sharon, ketika ditanya soal konsep cantik.
Mengawali karier sebagai model, ibu dari Jacob Gabriel Kusuma (8) dan Carla Maria Ferini Kusuma (6) ini menganggap bahwa kesadaran dan kepercayaan dirilah yang membuat seseorang menjadi cantik. Bagaimana dengan makeup? Menurutnya, makeup bisa menjadi alat untuk mendorong rasa percaya diri penggunanya.
Setelah menjadi ibu, tidak jarang perempuan merasa menjadi kurang cantik atau enggak secantik dulu saat masih “gadis”. Hal ini juga dibantah oleh Cathy. Menjadi seorang ibu sepatutnya tidak membuat perempuan menjadi rendah diri akan kecantikannya.
Intinya, cantik itu tidak ada batasnya dan berasal dari kesadaran diri sendiri. Lalu, adakah cara untuk menjadi selalu cantik? Sebagai Mom of the Month Maret 2022, Cathy membagikan semua yang diperlukan untuk menjadi cantik sekaligus kiat menjadi ibu yang kuat. Yuk, simak wawancara ekslusif M&B berikut ini, Moms!
Apa makna cantik bagi Cathy?
Menurut aku, cantik itu banyak dimensinya, enggak ada stereotip. Karena menurut aku, di era sekarang ini kita mencoba mengotakkan yang cantik itu seperti apa, memberikan stereotip. Sedangkan menurut aku cantik itu enggak ada stereotipnya, enggak ada batasnya. Cantik is you. Dari luar dari dalam, the whole package. Cantik itu universal, enggak ada batasnya.
Nah, sayangnya banyak ibu yang enggak merasa cantik lagi setelah menikah atau punya anak. Bagaimana menurut Cathy?
Aku tarik sedikit dari visi misi SADA, ya. SADA sendiri diambil dari bahasa Sanskerta, artinya sadar. Jadi visi SADA adalah menyadarkan wanita bahwa mereka cantik dan punya banyak potensi. Kita percaya bahwa semua wanita terlahir cantik dan penuh potensi. Hanya, tergantung bagaimana cara kita menggali potensi itu.
Aku percaya bahwa makeup bisa menjadi senjata untuk menggali potensi yang ada di dalam diri kita, and that’s the reason juga aku bikin makeup. Karena kalau seorang wanita percaya diri, maka ia bisa melakukan apa pun yang diinginkan. Kalau perempuan percaya dengan dirinya, whatever she wants to do, impiannya dan kehidupan dalam pergaulan atau pekerjaan, whatever it is, pasti akan sukses.
But for women, kita biasanya menjadi kritik terpedas terhadap diri sendiri. So, I do believe kita sebagai wanita, we need self-love and self-care. Apalagi setelah menikah, apalagi setelah punya anak. Karena setelah punya anak, kita mungkin malah lebih keras mengkritik diri kita sendiri. Jadi kita malah punya stereotip bahwa emak-emak mesti begini.Padahal, sebenarnya enggak. You can be whoever you want, meskipun kamu sudah menjadi emak-emak, sudah menikah, dan punya anak. Apa pun impianmu bisa dijadikan realita dan apa pun potensi yang mungkin kamu belum tahu masih bisa digali.
"Menurut aku cantik itu enggak ada stereotipnya, enggak ada batasnya. Cantik is you. Dari luar dari dalam, the whole package."
Menurut Cathy, apa sih yang sering salah kaprah soal konsep cantik?
Cantik sudah punya stereotip. Cantik yang harus dikotak-kotakkan, bahwa cantik itu harus kurus, harus hidung mancung, atau harus putih. Menurutku, itu adalah sebuah miskonsepsi, karena enggak ada 1 jenis cantik. Sebenarnya, kalau bertemu orang dan menganggapnya cantik, anggapan ini bisa muncul karena kita sudah mengobrol dengannya, dari pembawaannya, atau cara berpakaian. Jadi, cantik itu enggak ada batasnya. And that’s why menurutku it’s a very big misconception. Aku juga enggak bisa memberi definisi cantik. Karena buat aku, cantik enggak ada kotaknya, enggak ada stereotip, enggak ada batasnya.
Punya komentar soal standar kecantikan di Indonesia?
Menurutku contoh standar cantik di Indonesia adalah yang berkulit putih. Sedangkan aku yang berkulit putih malah ingin berkulit cokelat. Saat liburan di Bali, aku bisa berjam-jam di bawah sinar matahari dan malah jadi muncul freckles, malah enggak sehat. Jadi menurut aku, emang banyak miskonsepsinya. Di Indonesia, seorang wanita harus putih agar terlihat cantik, yang mana itu sebenarnya enggak perlu. I think, itu yang paling simple. That’s why di Indonesia banyak produk-produk whitening. Itu yang menurut aku yang terlalu umum tapi salah.
"Tips cantik dari aku adalah lakukan sesuatu yang membuat kamu merasa cantik dari dalam."
Apa sih, rahasia cantik Cathy?
Aku merasa cantik kalau aku bercermin dan aku merasa fresh. That’s why aku selalu menjaga waktu tidur cukup dan berolahraga agar enggak slouching. Selain itu, buat aku makeup penting banget. Even hanya memakai lipstick bisa membuat aku merasa cantik. Jadi, tips cantik dari aku adalah lakukan sesuatu yang membuat kamu merasa cantik dari dalam. Karena kalau kamu udah merasa cantik, kecantikan itu akan terpancar dari attitude atau pembawaan kamu. Sebenarnya, itulah yang membuat kamu cantik, rasa percaya diri.
Wah, seru banget membahas konsep cantik, ya. Sekarang beralih ke pengalaman parenting Cathy, nih. Bagaimana tantangan Anda saat merawat kedua anak sebagai single parent?
Tantangan terbesarnya merasakan cemas yang lumayan sering. Sebagai orang tua kita jadi sering cemas. Iya, kan? Ketika anak di luar rumah dan belum pulang atau saat anak sakit perut. Kemarin anakku baru dijahit, Jacob. Waktu itu, ia lagi main petak umpet. Terus kejedot dan luka, dan aku harus membawanya ke UGD untuk dijahit. Ya, itu, cemas.
Satu hal yang kupelajari, kita harus tenang dalam segala kondisi. Tenang itu baik, kenapa? Karena kita bisa belajar untuk fokus dan berpikir apa yang harus kita lakukan. Kita harus belajar untuk focus dan planning. Karena dengan apa pun yang kita rencanakan, kita pasti akan merasa lebih tenang. Ya, itu caraku untuk mengatasinya, yaitu berencana. Kalau rencana tidak terjadi atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan, ya enggak apa-apa. Yang penting kita sudah berusaha dan ke depannya kita berusaha lebih baik lagi.
Jangan terlalu keras kepada diri sendiri juga sebagai orang tua, soalnya kita adalah orang yang paling kritis terhadap diri sendiri, ya. Apakah kita sudah menjadi ibu yang baik? Padahal, kita sudah pasti adalah ibu yang terbaik bagi anak kita, karena kita yang paling tahu mereka, kan. Meski, of course, terkadang ada slip-nya. Yang penting kita menyadari kesalahan kita.
Pernah juga, marah lalu berteriak kepada anak. Memang, kita pasti enggak mau berteriak, sayangnya mungkin batas kesabaran di hari itu habis. Tapi ya sudah, jangan terlalu keras kepada diri sendiri. Kita bisa memperbaikinya, bisa minta maaf kepada anak, kita bisa bilang bahwa kita salah dan enggak boleh bersikap begitu. Menurutku, ini juga bisa menjadi pembelajaran bagi anak. Ia bisa belajar bahwa enggak apa-apa untuk mengaku dan meminta maaf. Kita enggak perfect dan anak enggak pernah minta kita untuk menjadi perfect, tapi untuk selalu mencintai dan merawatnya.
"Kita enggak perfect dan anak enggak pernah minta kita untuk menjadi perfect, tapi untuk selalu mencintai dan merawatnya."
Cathy itu ibu yang seperti apa, sih?
Menurutku, aku sih fun ya, haha. Aku penuh kasih sayang. Aku senang banget menunjukkan kasih sayangku secara fisik, jadi aku suka memeluk dan mencium. Tapi aku juga orang tua yang enggak takut untuk mendisiplinkan anak, memberitahu mereka ketika melakukan hal yang salah.
Adakah parenting hacks ala Cathy?
Parenting hacks number 1, sesama orang tua jangan saling judge. Waktu Rianti hamil, ia tanya, “Do you have any tips for me?” Aku bilang, “I have one tips for you, jangan judge other parents.” Karena itu gampang banget dilakukan. Kita kadang enggak tahan mau kasih tahu, tapi cara kita belum tentu cocok dengan orang lain. Memberi opini boleh, tapi jangan judge.
Number 2, jangan terlalu keras tehadap diri sendiri. Learn to appreciate yourself as a parent. Jadi, enjoy the high, tapi enjoy the low juga. Take it as a process. Karena menjadi orang tua enggak selalu happy. Kadang ada cemasnya, takutnya, dan sedihnya juga. Ya, enjoy the process, enjoy the ride.
Selain itu, belajarlah terus. Kita bisa belajar dari anak. Aku belajar dari anak-anak aku. Maksudnya, aku bukan orang yang selalu benar. So, I think, those are my hacks. (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto & Digital Imaging: Saeffi Adjie)