Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Dari sekian banyak masalah yang mungkin terjadi pada bayi, bayi lahir prematur dan BBLR (berat badan lahir rendah) adalah salah satu yang paling membuat Moms khawatir.
Bagaimana tidak, proses perkembangan janin di dalam perut Anda belum matang, begitu juga dengan organ-organ tubuhnya, namun Si Kecil sudah harus bertahan hidup dengan kondisi yang belum sempurna.
Menyadari akan gentingnya kondisi bayi prematur dan BBLR, maka RS Pondok Indah Group memperingati World Prematurity Day yang jatuh pada setiap 17 November dengan mengadakan webinar bersama Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi RS Pondok Indah - Pondok Indah.
Webinar bertajuk “Penanganan Bayi Prematur dan Bayi Berat Lahir Rendah di Neonatal Intensive Care Unit (NICU)” ini mengajak M&B mengenal kebutuhan dasar bayi prematur dan BBLR. Yuk, cermati saran-saran Prof. Rina untuk mengatasi isu pada newborn ini.
Pengertian bayi prematur dan BBLR
Menurut Prof. Rina, semua bayi yang lahir dengan usia gestasi di bawah 37 minggu dikategorikan sebagai bayi prematur. Bayi prematur sendiri dibagi menjadi beberapa tingkat, yaitu:
- Extremely preterm: Lahir di bawah 28 minggu
- Very preterm: Lahir antara 29-31 minggu
- Moderately preterm: Lahir antara 32-34 minggu
- Late preterm: lahir antara 35-36 minggu.
Sedangkan yang disebut dengan bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir di bawah 2.500 gram tanpa memandang usia gestasi. Bayi BBLR juga ada beberapa kategori, yaitu:
- Berat lahir rendah: Lahir di bawah 2.500 gram
- Berat lahir sangat rendah: Lahir di bawah 1.500 gram
- Berat lahir ekstrem rendah: Lahir di bawah 1.000 gram.
“Jadi bayi BBLR atau bayi kecil itu bukan berarti pasti bayi prematur. Begitu juga dengan bayi prematur, bukan berarti pasti berat badan lahirnya rendah,” ujar Prof. Rina yang praktik di RS Pondok Indah - Pondok Indah.
Kebutuhan bayi prematur dan BBLR
Prof. Rina menyebutkan ada beberapa kebutuhan dasar yang perlu diberikan untuk bayi prematur dan BBLR, yaitu:
1. Kehangatan (suhu) dan kenyamanan
Kemampuan bayi prematur untuk beradaptasi agak terganggu karena organnya belum matang. Maka, tak jarang bayi prematur membutuhkan bantuan di NICU (Neonatal Intensive Care Unit), karena kerap membutuhkan bantuan pernapasan agar tidak jatuh pada kondisi darurat.
Moms juga perlu perhatikan kenyamanan posisinya. Di dalam rahim, kondisi bayi terapung, sepi, dan posisi fleksi. Sedangkan di luar rahim (ekstrauterin), bayi baru lahir tidak boleh dibiarkan selalu terbaring telentang, karena banyak perkembangan stimulus yang tidak tepat, sehingga bisa menyebabkan gangguan perkembangan.
2. Kangaroo mother care
“Ini dikenal juga dengan perawatan metode kanguru (PMK), suatu cara terbaik untuk memberikan kehangatan dan kenyamanan pada bayi. PMK dapat dilakukan oleh bunda maupun ayah, atau anggota keluarga sehat secara bergantian,” saran Prof. Rina.
Menurut Prof. Rina, ada 2 cara untuk PMK, yaitu intermitten (diberikan segera jika bayi stabil) dan kontinu (diberikan dalam persiapan pulang dari perawatan). PMK membuat bayi lebih tenang, tidur lebih nyaman, dan frekuensi menangis lebih sedikit. Tanda vital bayi (seperti pernapasan) lebih stabil, mempermudah pemberian ASI dan meningkatkan keberhasilan menyusui, membantu menaikkan berat badan bayi prematur, dan membangun hubungan cinta dan kasih sayang antara orang tua dan bayi.
3. Nutrisi
Orang tua perlu mewaspadai masalah nutrisi yang kerap terjadi pada bayi prematur, seperti kebutuhan nutrisi lebih tinggi, alergi dan intoleransi makanan, lebih rentan penyakit, gudang penyimpanan nutrisi kecil, organ yang imatur, laju metabolisme protein tinggi, dan laju metabolik tinggi.
4. Pencegahan infeksi
Selain wajib melakukan 4 hal di atas, Moms dan Dads juga perlu mengutamakan beberapa hal untuk mencegah infeksi. Ingat, bayi prematur belum punya daya tahan tubuh yang sempurna lho, maka ia lebih rentan terkena infeksi.
Untuk itu jangan lupa untuk menjaga kebersihan tangan, membersihkan lingkungan, serta meningkatkan teknik septik dan antiseptik pada prosedur invasif. Jangan lupa lakukan safe feeding practice atau pemberian ASI dengan baik dan aman ya, Moms.
5. Bantuan napas
Menurut Prof. Rina, semakin kecil bayi dan semakin muda usia kehamilannya, maka akan semakin tinggi risiko kematian serta tantangan morbiditas. Bayi kecil dan prematur perlu perlakuan khusus. Pemantauan pertumbuhan juga harus dilakukan secara ketat agar hasilnya optimal. (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: User18526052/Freepik)