KID

Moms, Lakukan Ini saat Anak Punya Teman yang Membawa Pengaruh Buruk


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Moms, Anda tentu akan merasa senang saat anak punya banyak teman, karena itu berarti ia tak punya masalah dalam hal bersosialisasi. Akan tetapi, bagaimana jika ada salah satu teman dekatnya yang justru membawa pengaruh buruk terhadap buah hati Anda?

Tak bisa dimungkiri, sikap dan perilaku anak bisa dipengaruhi oleh pergaulannya. Terkadang ada teman yang membawa pengaruh baik, tapi ada juga yang membawa pengaruh buruk, seperti mengajaknya bolos sekolah atau jadi malas belajar.

Namun sesungguhnya, segala pengaruh tersebut merupakan bagian dari proses perkembangan karakter anak. Jadi, jangan langsung panik, memarahi, atau memisahkan anak dari temannya ya, Moms. Lakukan langkah berikut ini ketika anak memiliki teman dengan pengaruh buruk.

Beri dukungan

Seperti halnya orang dewasa, anak-anak yang memiliki kepribadian kuat sering kali “memikat” anak-anak lain untuk menjadi temannya. Anak-anak lain cenderung tidak melihat keburukan anak tersebut. Mereka justru memuja anak dengan kepribadian kuat karena menganggap ia punya nilai-nilai tertentu yang tidak dimiliki anak lain. Mereka ingin berteman dengan anak tersebut dan tidak memikirkan apa pengaruhnya bagi mereka sendiri.

Saat buah hati Anda punya teman seperti ini, jangan langsung menyuruhnya untuk meninggalkan temannya tersebut. Selama anak tidak disakiti, Anda bisa memberi dukungan terhadap pilihannya. Di sisi lain, Anda juga perlu mengajaknya berbicara soal temannya tersebut.

“Tanyakan kepada anak, apa yang ia suka dari temannya itu? Atau apakah menurutnya, anak itu adalah anak yang ramah atau suka berbagi? Pada dasarnya, Anda perlu bertanya tentang hal-hal yang Anda harapkan dicari oleh anak Anda dari temannya,” kata Mercedes Samudio, pekerja sosial berlisensi sekaligus penulis buku Shame-Proof Parenting, seperti dilansir dari Today’s Parent.

Dengan adanya pembicaraan semacam ini, Anda memberi kesempatan bagi anak untuk mengekspresikan dirinya sendiri sekaligus mengajarkan anak apa saja kualitas yang dibutuhkan untuk menjadi seorang teman yang baik. Saat Anda memberi dukungan atas pilihan anak, Anda telah menunjukkan rasa hormat terhadap kemampuan anak untuk mengambil sebuah keputusan.

Seiring dengan berjalannya waktu, anak akan semakin percaya diri dan pintar dalam mengambil keputusan, termasuk dalam hal pertemanan. Jika sejak awal Anda memarahi atau berusaha keras memisahkan anak dengan temannya tanpa memberi pengertian, kemungkinan besar anak justru akan marah kepada Anda dan makin dekat dengan temannya tersebut.

Validasi perasaan anak

Ketika Anda mengajak anak berbicara tentang temannya, jangan lupa untuk menanyakan tentang apa yang dirasakannya. “Bukan tidak mungkin anak memiliki perasaan yang saling bertolak belakang tentang pertemanan dalam hidupnya,” ujar Helena Goodwill, psikolog asal Toronto.

“Sebagai orang tua, sangatlah penting untuk menyadari adanya perasaan yang bercampur aduk dalam diri seorang anak. Mengerti tentang segala perasaan yang bertolak belakang ini akan membantu anak untuk mengerti batasan-batasan pribadinya,” lanjut Goodwill.

Misalnya, saat anak bercerita bahwa ada teman dekatnya yang bersikap kasar kepada guru di sekolah, bisa jadi saat itu ia bingung bagaimana harus bersikap. Di dalam hati, ia mengetahui tindakan temannya itu salah, tapi ia tidak berani melakukan sesuatu.

Sebagai orang tua, Anda bisa memberi sedikit bantuan untuk mencari jalan keluar. Anda bisa memberikan validasi atas perasaan anak yang menganggap tindakan temannya salah. Lalu Anda juga bisa memberikan beberapa saran, seperti mengajak temannya berbicara atau sementara waktu agak menjauh dari temannya. Yang pasti, anak harus tahu bahwa Anda memberi dukungan kepadanya.

Memperkuat batasan dalam keluarga

Seperti telah disebutkan, sikap anak bisa dipengaruhi oleh teman-temannya. Namun satu hal yang paling penting adalah nilai-nilai yang ditanamkan dalam keluarga.

Anak perlu mengetahui batasan-batasan yang berlaku di keluarga Anda, misalnya ia tak boleh saling memukul, mencuri, atau bolos sekolah. Nilai atau batasan yang berlaku di rumah akan membantu anak untuk mengetahui apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan, termasuk saat ia bersama teman-temannya. Dengan begitu, anak bisa memilah antara pengaruh baik dan buruk dari pergaulannya.

Menjaga hubungan dengan guru

Sebagai orang tua, Anda juga disarankan untuk menjaga hubungan dengan guru. Dengan begitu, Anda bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di sekolah dan bagaimana pergaulan anak di lingkungan belajarnya.

Apabila memang ada masalah yang sangat mengganggu, Anda bisa lebih cepat mengambil langkah antisipasi dengan mengajak anak berbicara. Jika diperlukan, minta bantuan guru atau petugas di sekolah untuk ikut memberi nasihat kepada anak sekaligus menjadi penghubung antara Anda dan orang tua anak yang membawa pengaruh buruk. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Gpointstudio/Freepik)