FAMILY & LIFESTYLE

Gagal Jantung di Usia Muda, Kenali Penyebab dan Gejalanya!


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Moms, tak jarang kita mendengar kabar tentang kematian seorang yang masih berusia muda karena gagal jantung. Gagal jantung merupakan kondisi yang tidak boleh dianggap remeh. Penyakit ini tidak hanya dialami orang berusia lanjut, tapi bisa menyerang kapan saja, termasuk mereka yang masih berusia muda, lho!

Melansir Live Science, sebuah studi menyebutkan bahwa tingkat serangan jantung meningkat pada mereka yang berusia 20-an dan 30-an. Secara keseluruhan, sekitar 1 dari 5 pasien kardiovaskular berusia kurang dari 40 tahun. Namun, selama 10 tahun terakhir, proporsi pasien berusia 40 tahun ke bawah meningkat sekitar 2 persen setiap tahunnya.

Gagal jantung sendiri adalah kondisi saat jantung tidak berfungsi secara optimal untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Seperti kita tahu, jantung bertugas memompa darah ke seluruh tubuh. Bila kemampuan jantung memompa darah berkurang, maka bisa terjadi penumpukan darah pada anggota tubuh yang lain, seperti tangan, kaki, atau paru-paru.

Gagal jantung bisa bersifat akut berjangka pendek atau kronis berkelanjutan. Pada gagal jantung akut, gejalanya muncul tiba-tiba tetapi hilang dengan cukup cepat. Kondisi ini sering terjadi setelah serangan jantung. Namun, pada gagal jantung kronis, gejalanya terus-menerus dan tidak membaik seiring waktu. Sebagian besar kasus gagal jantung bersifat kronis.

Penyebab dan faktor risiko gagal jantung di usia muda

Penyebab paling umum dari gagal jantung adalah penyakit arteri koroner, gangguan yang menyebabkan penyempitan arteri yang menyuplai darah dan oksigen ke jantung. Selain itu, mengutip Kompas.com, gangguan ini juga sering dikaitkan dengan kondisi lain yang dapat meningkatkan risiko gagal jantung, antara lain:

  • Kardiomiopati (gangguan pada otot jantung yang menyebabkan jantung menjadi lemah)
  • Penyakit jantung bawaan
  • Serangan jantung
  • Kelainan katup jantung
  • Gangguan ritme jantung
  • Tekanan darah tinggi
  • Emfisema (penyakit kronis akibat kerusakan pada alveolus, yaitu kantong udara kecil pada paru-paru)
  • Diabetes melitus.

Risiko gagal jantung juga meningkat pada orang yang terbiasa mengonsumsi makanan tidak sehat, aktif merokok, memiliki riwayat penyakit jantung atau serangan jantung, mengonsumsi minuman beralkohol berlebihan, jarang atau tidak pernah berolahraga, serta mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

Gejala gagal jantung di usia muda

Penderita gagal jantung di usia muda biasanya merasakan beberapa gejala khas. Melansir Standford Children’s Health, berikut beberapa di antaranya:

  • Pergelangan kaki, tungkai bawah, perut, hati, atau vena di leher bengkak
  • Kerap mengalami sesak napas, terutama saat aktivitas fisik berlebihan
  • Badan terasa mudah lelah, padahal tidak banyak beraktivitas
  • Keringat berlebihan saat makan, bermain, atau olahraga
  • Badan relatif kurus
  • Sering pingsan
  • Kerap merasakan nyeri dada.

Cara mendeteksi gejala gagal jantung di usia muda

Jika Anda mendapati beberapa gejala gagal jantung di usia muda di atas, ada baiknya Anda segera berkonsultasi ke dokter. Dokter bisa mendeteksi masalah kesehatan ini dengan cara melakukan pemeriksaan fisik, tes darah dan urine, rontgen dada, elektrokardiografi (EKG), ekokardiografi, dan kateterisasi jantung.

Pada kebanyakan kasus, gagal jantung merupakan kondisi seumur hidup yang tidak bisa disembuhkan sepenuhnya. Perawatan bagi penderita gagal jantung meliputi pemberian obat-obatan, implan alat yang membantu detak jantung normal kembali, dan operasi.

Selain deteksi sejak dini, gagal jantung juga bisa dicegah dengan mengubah pola hidup Anda menjadi lebih sehat. Mengutip Medline Plus, berikut ini yang perlu Anda lakukan untuk mencegah gagal jantung:

  • Mengontrol tekanan darah
  • Menjaga kadar kolesterol dan trigliserida
  • Menjaga berat badan ideal
  • Berolahraga secara rutin dan teratur
  • Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang
  • Menghindari rokok dan minuman beralkohol
  • Mendapatkan cukup istirahat
  • Mengelola stres.

(M&B/SW/Foto: Katemangostar/Freepik)