BABY

Cegah Ruam Popok Pada Bayi


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Saat berada di dalam kandungan Sang Ibu, kulit bayi terlindungi secara alami dan selalu terjaga kelembapannya karena ia hidup di dalam kantung amnion (ketuban). Saat lahir, kulit perlu beradaptasi terlebih dahulu dengan lingkungan sekitar.

“Newborn dan balita kulitnya berbeda. Bayi yang baru lahir ada yang kulitnya baik dan mulus, ada yang kulit arinya masih tersisa, ada yang sampai pecah-pecah, terutama kalau lewat bulan usia kelahirannya,” ujar DR. Dr. Rini Sekartini Spa(K). Karena kulitnya yang masih belum sempurna, untuk itulah para ibu perlu cermat dalam memilih popok untuk Si Kecil, baik itu popok sekali pakai atau popok tradisional. Apalagi, berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Pampers, sebanyak 85,55 persen ibu di Indonesia khawatir anaknya akan terkena ruam popok.

Dokter Rini menjelaskan, “Ruam popok adalah keluhan yang paling banyak dialami para ibu sejak anak mereka baru lahir, khususnya yang memang memiliki riwayat masalah kulit dari orangtuanya.” Ruam popok biasanya muncul di kulit di daerah yang tertutup oleh popok, yaitu di sekitar lipat paha sampai ke bagian perut. Masalah ini semakin banyak terjadi karena penggunaan popok sekali pakai yang kurang tepat.

“Ada orangtua yang tidak mengganti-ganti popok anaknya karena tidak buang air besar, padahal itu patut diwaspadai. Ruam popok itu lebih baik dicegah daripada mengobati. Karena kalau mengobati akan lebih lama, apalagi kalau daerah yang terkena iritasi luas. Jadi, yang pertama kita perlu menjaga kebersihan di daerah yang tertutup popok. Kemudian, usahakan anak ada waktu untuk terbebas dari penggunaan diaper (popok sekali pakai),” tutur Dokter Rini.

Ia pun menganjurkan untuk memilih popok yang memiliki daya serap baik, tidak menimbulkan iritasi, dan tidak menghambat gerakan serta perkembangan bayi. Terkait kebutuhan tidur, Dokter Rini menyebutkan popok boleh digunakan sepanjang malam. “Tapi kalau siang, saat dia sedang aktif, bisa diperiksa setiap 3 jam sekali. Kalau memang sudah penuh bisa diganti,” tutupnya. (Sagar/DT/Dok. M&B)