Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Saat menjadi orang tua, Moms mungkin menyadari bahwa semua kekhawatiran yang dibicarakan orang tua lain terkadang benar adanya, termasuk soal perkembangan Si Kecil. Mungkin Anda khawatir, misalnya, mengapa pada usia setahun lebih anak Anda belum bisa berjalan, mengapa anak Anda sangat suka dengan mainan atau boneka hewan tertentu, atau mengapa Si Kecil sering mengalami tantrum.
Bila kondisinya seperti di atas, ini sebenarnya hal normal yang terjadi pada tonggak perkembangan Si Kecil. Namun untuk menenangkan pikiran Anda, mungkin Moms bisa mengetahui beberapa hal terkait perkembangan anak yang seharusnya tidak perlu dikhawatirkan seperti dilansir laman Motherly berikut ini.
1. Refleks bayi
Bayi yang baru lahir telah menunjukkan betapa ajaib refleksnya saat mencari puting susu ibu ketika pertama kali menyusu. Selain refleks tersebut, ternyata bayi yang baru lahir juga memiliki refleks misterius lain yang bahkan membingungkan para ilmuwan selama bertahun-tahun.
Contohnya, saat Anda menggendong bayi dalam posisi tegak berdiri (sambil menopang kepalanya), ia secara naluriah akan membuat gerakan melangkah seperti akan belajar berjalan. Lalu, saat ia menggenggam jari ibunya, misalnya, Anda tidak perlu membuka tangan bayi Anda untuk melepaskan jari Anda yang ia genggam, melainkan cukup dengan usap punggung tangannya dan Si Kecil mungkin akan melepaskan cengkeramannya.
2. Memanjakan anak setiap saat
Sebuah mitos mengatakan bahwa jika Anda menggendong bayi terus-menerus, Anda akan memanjakan Si Kecil. Pada generasi sebelumnya, memang ada banyak kekhawatiran tentang memanjakan bayi. Namun kini, menenangkan dan memeluk atau menggendong bayi saat ia menangis bisa mengubah DNA-nya menjadi lebih baik. Studi terbaru mengonfirmasi bahwa bayi yang digendong lebih sering memiliki struktur molekul yang lebih maju pada usia 4 tahun dibandingkan dengan bayi yang tidak ditenangkan atau mengalami lebih banyak tekanan (saat menangis atau rewel).
3. Temperamen anak
Moms, apakah bayi Anda pernah menangis begitu saja? Atau balita Anda mengamuk saat tidak mendapatkan mainan yang diinginkannya? Berdasarkan beberapa penelitian, anak-anak dengan temperamen jenis difficult seperti contoh di atas memang lebih sensitif dengan banyak hal. Namun bila Moms lebih peduli dan responsif, anak-anak dengan temperamen difficult berisiko lebih kecil mengalami masalah perilaku dibandingkan dengan anak-anak dengan temperamen easy.
Baca juga: Tipe Temperamen Anak yang Perlu Anda Tahu agar Mudah Mengasuhnya
4. Kecintaan anak pada benda atau hal tertentu
Banyak anak melewati fase di mana mereka benar-benar menyukai mainan atau ketertarikan pada hal tertentu, misalnya saja Si Kecil suka dengan dinosaurus, sampai ia tertarik belajar jenis-jenis dinosaurus dan fakta menarik lainnya, sedangkan anak lain mungkin menyukai kereta api atau kupu-kupu. Namun jangan heran, karena menurut sebuah penelitian, ketertarikannya yang intens pada suatu benda sebenarnya merupakan aspek hebat dari pembelajaran anak. Dengan fokusnya ini, Si Kecil membangun keterampilan penting seperti rentang perhatian yang lebih panjang, pemrosesan informasi, dan kepercayaan pada kemampuan mereka.
5. Prestasi akademik anak
Saat ini tak sedikit orang tua yang menjadi sangat kompetitif dan mendorong anak untuk memiliki prestasi akademik sedini mungkin. Mungkin Moms tercengang dengan kemampuan anak teman Anda yang sudah bisa membaca pada usia 4 tahun atau anak teman Anda yang lain dengan kemampuan mencengangkan di usianya yang masih sangat muda.
Tetapi ketahuilah bahwa anak-anak belajar dari waktu bermainnya. Misalnya anak bisa belajar kata atau huruf dari Flashcard. Jadi daripada mendaftarkan anak Anda di sekolah akademis yang ketat di usianya yang masih sangat dini, fokuslah untuk mengembangkan minat dan mengajaknya bermain, Moms. (M&B/Vonda Nabilla/SW/Foto: Freepik)