BABY

Tanda Infeksi Tali Pusat Bayi Baru Lahir dan Cara Mengatasinya


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Tali pusat adalah salah satu organ yang penting bagi bayi. Pasalnya, selama hamil, tali pusat berfungsi untuk mengantarkan oksigen, darah, dan berbagai nutrisi ke janin. Setelah Si Kecil lahir, tali pusatnya akan dijepit dan dipotong di dekat pusar, sehingga akan meninggalkan sisa tali pusat yang masih menempel pada pusar Si Kecil atau yang disebut umbilical stump. Bagian inilah yang nanti akan mengering dan terlepas dengan sendirinya.

Umumnya, sisa tali pusat akan lepas dalam 1-3 minggu setelah lahir, tetapi ada juga yang baru terlepas setelah empat minggu.. Namun selama proses persalinan, penjepitan, dan pemotongan, bakteri dapat berkumpul pada tali pusat sehingga berisiko menyebabkan infeksi. Infeksi pada tali pusat bayi disebut dengan istilahomphalitis. Kenali tanda-tandanya pada penjelasan berikut ini, Moms!

Tanda infeksi pada tali pusat bayi baru lahir

Adalah hal normal jika tali pusat bayi memiliki koreng pada ujungnya. Tali pusat bahkan dapat berdarah sedikit, terutama pada area dasar yang menempel pada pusar saat waktunya lepas. Namun, perdarahan seharusnya bukan merupakan tanda masalah jika keluar sedikit atau berhenti saat Anda menekannya dengan lembut.

Beberapa tanda infeksi tali pusat pada bayi baru lahir, antara lain:

• Kulit di area tali pusat bayi mengalami ruam, berwarna kemerahan, bengkak, terasa hangat, atau lembek.

• Keluarnya nanah atau cairan berwarna kuning kehijauan dari kulit di sekitar tali pusat bayi.

• Tali pusat bayi mengeluarkan bau yang tidak sedap.

• Bayi mengalami demam.

• Si Kecil mudah rewel, tak mau menyusu, tampak tak nyaman, atau sangat mudah tertidur.

• Terjadi perubahan perilaku yang tiba-tiba pada bayi Anda.

Faktor yang meningkatkan risiko infeksi tali pusat

Mengutip Medical News Today, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko bayi mengalami infeksi pada tali pusatnya, yakni:

• Berat lahir bayi rendah.

• Ibu memiliki chorioamnionitis (infeksi pada air ketuban atau ari-ari) atau infeksi lainnya selama proses bersalin.

• Kantung ketuban mengalami retak atau pecah 24 jam sebelum persalinan.

• Bayi lahir dalam kondisi yang tidak steril, atau penyedia jasa kesehatan menggunakan instrumen medis yang tak bersih untuk memotong tali pusat.

• Tali pusat tidak dirawat dengan baik.

Cara mengatasi infeksi tali pusat

Sebenarnya, berbagai jenis infeksi yang dialami bayi dapat menjadi kondisi darurat, dan infeksi tali pusat juga perlu ditangani dengan segera agar tidak menjadi komplikasi yang berbahaya.

Segera hubungi dokter jika Moms mendapati beberapa tanda di atas yang tak kunjung membaik setelah sehari atau dua hari, tanda atau gejala semakin memburuk, muncul beberapa gejala baru. Tindakan penanganan akan disesuaikan dengan derajat keparahan infeksi dan bakteri penyebabnya. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)